Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

8 Tahap Mengenalkan Perilaku Financial Freedom pada Anak, Ada Masakan Ibu

28 Juli 2023   21:08 Diperbarui: 30 Januari 2024   22:22 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lahir Miskin Bukan Salah Kita Tapi Mati Miskin Adalah Salah Kita"

(Bill Gates)

Dalam meraih sebuah kesuksesan bukanlah suatu yang mudah apalagi gratis, karena jika kita ingin meraih sebuah kesuksesan maka kita harus membayar harganya.

Bahkan setiap orang yang mencapai "posisi" seperti saat ini pastilah telah melalui banyak hal untuk tidak menyerah walau apapun yang terjadi.

Jack Ma, pendiri Alibaba Group untuk sampai pada tahap sekarang, bukanlah suatu yang mudah.

Jack Ma pernah melamar pekerjaan sebanyak 30 kali dan semuanya di tolak, lalu ketika melamar masuk universitas Harvard sebanyak 10 kali juga ditolak dan ketika memaparkan idenya tentang internet kepada rekannya, 23 orang menolak dari 24.

Namun Jack Ma terus menyakini apa yang menjadi impian dan motivasinya yang kemudian membuat Jack Ma tumbuh menjadi seorang enterprenur tersohor di dunia seperti saat ini.

Mungkin tanpa harus lagi memikirkan uang, Jack Ma sudah bisa mencukupi hidupnya dari sebelum dan setelah pensiun.

Lalu perilaku apa yang bisa kita ambil dari seorang Jack Ma dalam tataran keluarga kita di rumah?

Sebuah artikel yang berjudul "Financial Freedom, Indah Teorinya tapi Sering Pahit Faktanya" yang ditulis oleh seorang kompasina Irwan Rinaldi pada tanggal 27 Juli 2023 kemarin sangat menarik bagi saya.

Intinya financial freedom tidak dapat dilakukan ujug-ujug namun harus melalui beberapa tahap pendapatan hingga kemudian tidak lagi "pas-pasan" namun sudah melampaui kebutuhan pokok dan masih ada sisa setelah melewati kredit atau cicilan.

Pada saat itulah seseorang bisa melewati batasannya dan membuat perencanaan financial freedom pada kehidupannya.

Sangat realistis dan membumi apa yang beliau paparkan, sehingga semua orang bisa memahami financial freedom tak mudah dilakukan.

Tak mudah dilakukan bukan berarti tak bisa dilakukan.

Financial freedom adalah kondisi seseorang yang telah mapan dalam hal keuanganya sehingga mampu keluar dari masalah finasial dalam setiap keputusan yang berkaitan dengan uang.

Lalu perilaku apa yang bisa kita tularkan dalam kaitan mengenalkan financial freedom pada anak kita?

1. Berwirausaha

Setiap minggu Alm. Bapak selalu menyuruh saya untuk membeli bensin untuk dijual kembali dan ketika kelas 2 SMA, Alm. Bapak memberi modal untuk berjualan pulsa dan semenjak saat itu saya tak lagi minta uang saku kecuali untuk membayar SPP, bahkan ketika pertama kali merantau dan belum mendapat pekerjaan, 6 bulan pertama saya habisakan dengan berdagang pulsa dan bensin untuk memenuhi kebutuhan hidup saya yang masih sendiri kala itu.

2. Menabung

Ketika anak Saya telah kelas dua dan mulai diberi uang saku oleh Ibunya, maka pada saat itu saya membelikanya kencleng/celengan dimana setiap pagi ketika Ibunya memberi uang saku maka ada yang dimasukan ke dalam kencleng tersebut walaupun hanya 1000 rupiah, sehingga anak terbiasa menyisihkan uang sebelum mebelanjakanya.

3. Menjauhkan flexing

Menjauhkan anak dari sikap flexing, setiap jum'at ketika akan berangkat sholat Jum'at istri saya selalu memberikan uang kepada anak saya walau hanya 1000 rupiah untuk dimasukan ke kota amal masjid, atau ketika memiliki makanan sering dibagi dengan anak adik ipar kami yang masih kecil, hal itu agar anak terbisa untuk berabagi dan mejauhan sifat pamer yang mengarah pada sifat konsumerisme.

4. Mengajarkan untuk tidak boros

Setiap pagi ketika berangkat sekolah Istri saya selalu memberi bekal anak saya berupa air mineral dan makanan serta berpesan untuk membeli barang atau mainan yang benar-benar diinginkanya bukan karena ikut-ikutan, sehingga anak memiliki prioritas terhadap barang yang ingin dibeli, hal itu juga untuk menumbuhkan sikap pada anak untuk dapat membelanjakan uang secara bijak.

5. Mengajarkan pentingnya arti uang

Setiap hari jum'at dan sabtu, oleh ibunya anak saya tidak diberikan uang saku namun hanya diberikan bekal berupa air mineral dan makanan, hal itu dilakukan Ibunya agar anak tau bahwa uang tidak begitu saja ada, namun untuk mendapatkanya diperlukan kerja keras, dengan seperti itu anak tau arti uang dan bagaimana menggunakannya.

6. Melatih kemandirian anak

Setiap bangun tidur anak saya selalu diminta untuk membereskan tempat tidurnya sendiri dan pada malamnya untuk menyiapkan peralatan sekolah sehingga ketika pagi tidak perlu lagi menyiapkan hal-hal tersebut, kegiatan itu bertujuan untuk melatih kemandirian anak sehingga anak tidak mudah tergantung dengan orang lain di masa depannya dan tidak harus membayar oranglain untuk melakukan hal-hal yang bisa dilakukan.

7. Sering makan di rumah

Selain dibawakan bekal ketika ke sekolah, istri saya juga sering berpesan kepada anak ketika bermain dengan temannya, ketika merasa lapar atau haus diminta pulang untuk makan atau minum di rumah, hal itu untuk membiasakan anak tidak boros dengan membeli makan atau minuman di luar namun dengan memilih makanan yang dimasak ibunya di rumah.

8. Membiasakan anak ke kebun

Dengan membiasakan anak ke kebun, anak memahami arti penting tentang lahan yang hari ini dimiliki oleh orangtuanya dan bagaimana kerja keras orangtua untuk mendapatkanya, sehingga diharapkan ketika anak memiliki finansial yang cukup, di masa depan anak bisa memprioritaskan untuk berinvestasi baik dalam kaitan tanah atau lainnya.

Financial freedom tidak bisa dilakukan begitu saja, namun dengan pembiasaan perilaku di atas, anak akan terbisa dalam memanajemen uang yang diperoleh sehingga diharapkan di masa depan anak mampu menerapkan financial freedom dengan baik.

Salam Financial freedom, Salam literasi finansial anak, Salam hidup sederhana terencana.

Bangka Selatan, 28 Juli 2023

Catatan:

Kami tinggal di sebuah desa trasmigrasi denga jarak fasilitas sekolah tak jauh dari rumah serta lingkungan bermain anak yang berada di skup rumah kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun