Menjauhkan anak dari sikap flexing, setiap jum'at ketika akan berangkat sholat Jum'at istri saya selalu memberikan uang kepada anak saya walau hanya 1000 rupiah untuk dimasukan ke kota amal masjid, atau ketika memiliki makanan sering dibagi dengan anak adik ipar kami yang masih kecil, hal itu agar anak terbisa untuk berabagi dan mejauhan sifat pamer yang mengarah pada sifat konsumerisme.
4. Mengajarkan untuk tidak boros
Setiap pagi ketika berangkat sekolah Istri saya selalu memberi bekal anak saya berupa air mineral dan makanan serta berpesan untuk membeli barang atau mainan yang benar-benar diinginkanya bukan karena ikut-ikutan, sehingga anak memiliki prioritas terhadap barang yang ingin dibeli, hal itu juga untuk menumbuhkan sikap pada anak untuk dapat membelanjakan uang secara bijak.
5. Mengajarkan pentingnya arti uang
Setiap hari jum'at dan sabtu, oleh ibunya anak saya tidak diberikan uang saku namun hanya diberikan bekal berupa air mineral dan makanan, hal itu dilakukan Ibunya agar anak tau bahwa uang tidak begitu saja ada, namun untuk mendapatkanya diperlukan kerja keras, dengan seperti itu anak tau arti uang dan bagaimana menggunakannya.
Setiap bangun tidur anak saya selalu diminta untuk membereskan tempat tidurnya sendiri dan pada malamnya untuk menyiapkan peralatan sekolah sehingga ketika pagi tidak perlu lagi menyiapkan hal-hal tersebut, kegiatan itu bertujuan untuk melatih kemandirian anak sehingga anak tidak mudah tergantung dengan orang lain di masa depannya dan tidak harus membayar oranglain untuk melakukan hal-hal yang bisa dilakukan.
Selain dibawakan bekal ketika ke sekolah, istri saya juga sering berpesan kepada anak ketika bermain dengan temannya, ketika merasa lapar atau haus diminta pulang untuk makan atau minum di rumah, hal itu untuk membiasakan anak tidak boros dengan membeli makan atau minuman di luar namun dengan memilih makanan yang dimasak ibunya di rumah.
Dengan membiasakan anak ke kebun, anak memahami arti penting tentang lahan yang hari ini dimiliki oleh orangtuanya dan bagaimana kerja keras orangtua untuk mendapatkanya, sehingga diharapkan ketika anak memiliki finansial yang cukup, di masa depan anak bisa memprioritaskan untuk berinvestasi baik dalam kaitan tanah atau lainnya.