Bahkan selama melewati perjalan darat, sudah tak terkira laka lantas yang ditemui dan mengkibatkan korban jiwa, namun hal itu tak menyurutkan sang guru untuk tetap mengajar membelah ombak.
Sampai di pelabuhan rakyat berikutnya, sang guru harus kembali menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 30 menit. Setelah perjalana itu barulah sampai Sang guru di tempat pengabdianya dan bersiap memberikan pengajaran bagi siswanya.
Hal itu terus berulang setiap hari dan tidak pernah putus kecuali sang guru atau keluarganya sakit. Pengorban yang sangat epic dan tak terkira dari Sang Guru. Terimakasih
Apakah ada kisah serupa dari kawan kawan, tulis di kolom komentar ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H