Mereka mulai mengevaluasi kembali lembar tugasnya, mencari referensi di internet dan buku-buku yang mendukung kepunyaan pria itu. Mereka terlihat serius ketika mengerjakannya, ditemani dengan suara kipas angina serta musik yang rika setel agar tidak terlalu hening, mungkin rika sendiri tidak terlalu suka keheningan ia mencari cara agar situasi apapun tidak dalam kondisi hening.Â
Ihsan seketika pamit keluar untuk membeli rokok, rika awalnya menolak, namun akhirnya luluh juga. Sembari menunggu ihsan, rika melihat-lihat apa saja koleksi buku yang dimiliki ihsan, karena kebetulan rikapun suka membaca namun koleksi bukunya kalah jauh dengan ihsan.
"Liat apaan?" ucap pria itu tiba-tiba
"WOI" teriak rika bersamaan melempar sebuah buku pada ihsan
"Jangan ngagetin gitu dong." Lanjutnya
"Sakit gila." Jawab ihsan
"mana sini bagi rokoknya." Ucap rika pelan
Setelah itu mereka melanjutkan mengevaluasi selembaran tugas yang daritadi mereka kerjakan, entah tugas apa yang sedang mereka kerjakan, sebagai penulis saya tidak tahu apa yang mereka kerjakan.Â
Suasana kembali hening, namun masih terdengar suara musik yang daritadi rika setel dan sengaja tak ia matikan. Jika suara music itu mati, keheningan kosan itu bisa menang jika melawan keheningan kuburan sekalipun, tapi tidak juga.
"eh, btw kenapa bacaannya filsafat semua?" tanya rika
"entah, menarik aja." Jawab ihsan singkat