Mohon tunggu...
Sebastian Ahmad
Sebastian Ahmad Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Aja

Menulis aja lalu ditaro disini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sembuhlah

11 Maret 2020   03:25 Diperbarui: 11 Maret 2020   03:27 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak sampah yang tergeletak diantara tempat pembuangan sampah, parkiran yang tak terlalu luas di depan kosnya serta pakaian yang masih dijemur meski hari sudah malam. Akhirnya pria dan perempuan itu masuk kedalam.

"Maaf ya berantakan." Ucap pria itu

"hah, maaf? Kan aku udah bilang beresin dulu sebelum aku kesini, ah sudah biarlah seperti ini." Jawab perempuan itu lalu dia duduk seenaknya

Kamar kosnya sangat berantakan, banyak botol air mineral yang dia kumpulkan. Pakaian kotor yang ia taruh di pojokan kamar, kemeja serta jaket yang di gantung dimana saja dan banyak buku dimana-mana, diatas Kasur, lemari, meja bahkan dibawah celana dalam yang ia simpan di pojokan.

"ampun, mau jadi tukang buku san?" ledek perempuan itu

Nama pria itu ihsan, dia sendiri tak tau alasan orang tuanya memberi nama itu, ia terima saja tanpa banyak protes. Meski terkadang ia selalu berbohong kepada orang asing yang ia temui tentang Namanya. Terkadang budi, anto, steven, Sebastian dan nama-nama lain yang ia pikirkan pada saat itu.

"kau tau sendiri, aku tak begitu banyak teman. Jadi ya merekalah teman-temanku, kenalan lah sama 1984 karya George Orwell, ABC karya Alexander berkman, serta Fihi Ma Fihi karya Rumi mereka sudah naik tingkat jadi sahabat." Balas pria itu dengan nada yang cepat.

"Ya,ya salam kenal ya." jawab perempuan itu.

"mana mungkin aku kenalan dengan buku gila." Lanjut perempuan itu.

"jadi, apaan?" balas pria itu sedikit cuek.

"Jadi, tugas kita udah beres dari kemarin kan, tinggal di koreksi aja." Jawab perempuan itu sembari menyodorkan selembaran kertas kepada pria itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun