Mohon tunggu...
Nulia Putri Erayani
Nulia Putri Erayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Retail

6 Desember 2023   19:04 Diperbarui: 6 Desember 2023   19:23 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyajian Data Rasio Likuiditas

Rasio yang digunakan adalah Rasio Lancar (current ratio) dan Rasio Kas (cash ratio). Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

Berdasarkan diagram di atas, rasio likuiditas ACES di tahun 2021 adalah 7,18 yang artinya setiap Rp. 1 utang lancar dijamin oleh 7,18 aset lancar. Kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 8,00 yang berarti kemampuan aset lancar dalam menjalani kewajiban jangka pendek semakin tinggi dibandingkan tahun 2021. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi likuiditas ACES pada tahun 2021 dan 2022 sangat baik karena jauh berada di atas rata-rata industri.

Untuk perusahaan ECII berdasaran diagram di atas, rasio likuiditas ECII pada tahun 2021 adalah 2,59 yang artinya setiap Rp. 1 utang lancar dijamin oleh 2,59 aset lancar. Kemudian di tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 2,11 yang berarti kemampuan aset lancar dalam menjalani kewajiban jangka pendek semakin rendah dibandingkan tahun 2021. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi likuiditas ECII pada tahun 2021 dan 2022 kurang baik. Karena, dalam hal ini rata-rata industrinya lebih tinggi dibandingkan dengan aset lancarnya dari tahun 2021 sampai 2022.

Untuk perusahaan SLIS berdasarkan diagram di atas, rasio likuiditas SLIS pada tahun 2021 adalah 2,46 yang artinya setiap Rp. 1 utang lancar dijamin oleh 2,46 aset lancar. Kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 3,22 yang berarti kemampuan aset lancara dalam menjalani kewajiban jangka pendek semkain tinggi dibanding tahun 2021. Tetapi jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi likuiditas SLIS tidak baik. Dalam hal ini, rata-rata industrinya lebih tinggi dibandingkan dengan aset lancarnya dari tahun 2021 hingga 2022.

Selanjutnya berdasarkan diagram di atas, rasio likuiditas TRIO di tahun 2021 adalah 0,05 yang artinya setiap Rp. 1 utang lancar dijamin oleh 3,07 aset lancar. Kemudian di tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 0,04 yang berarti kemampuan aset lancar dalam menjalani kewajiban jangka pendek semakin rendah dibandingkna dengan tahun 2021. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, aset lancar TRIO di tahun 2021 dan 2022 tidak baik karena berada sangat jauh dari rata-rata industrinya.

Berdasarkan diagram di atas, kondisi likuiditas perusahaan ACES pada tahun 2021 adalah 3,52 yang artinya setiap Rp. 1 utang lancar di jamin oleh Rp. 3,52 kas dan setara kas. Kemudian pada tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 3,18 yang berarti kondisi likuiditas perusahaan tidak membaik, dimana ditandai dengan menurunyanya rasio kas dan setara kas dibandingkan dengan tahun 2021. Akan tetapi, jika kas dan setara kas ACES pada tahun 2021 dan 2022 dbandingan dengan rata-rata industrinya, maka kondisi likuiditas membaik. Dalam hal ini, karena rata-rata industrinya lebih rendah.

Berdasarkan diagram di atas, kondisi likuiditas pada perusahaan ECII pada tahun 2021 adalah 0,76 yang artinya setiap Rp. 1 utang lancar di jamin oleh Rp. 0,76 kas dan setara kas. Kemudian pada tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 0,74 yang berarti kondisi likuiditas perusahaan tidak membaik, dimana dalam hal ini ditandai dengan menurunnya rasio kas dan setara kas dibandingkan dengan tahun 2021. Selanjutnya, jika kas dan setara kas ECII pada tahun 2021 dan 2022 dibandingkan dengan rata-rata industrinya, maka bisa dikatakan bahwa likuiditasnya tidak membaik karena rata-rata industrinya lebih tinggi.

Berdasarkan diagram di atas, kondisi likuiditas perusahaan SLIS pada tahun 2021 adalah 0,04 yang artinya setiap Rp. 1 utang lancar di jamin oleh Rp. 0,04 kas dan setara kas. Selanjutnya pada tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 0,78 yang berarti kondisi dari likuiditas perusahaan membaik, dimana ditandai dengan meningkatnya rasio kas dan setara kas. Jika kas dan setara kas SLIS dibandingkan dengan rata-rata industrinya, maka kondisi likuiditasnya tidak membaik karena rata-rata nilai industrinya lebihtinggi.

Berdasarkan diagram di atas, kondisi likuiditas perusahaan TRIO pada tahun 2021 adalah 0,01 yang artinya setiap Rp. 1 utang lancar di jamin oleh Rp. 0,01 kas dan setara kas. Kemudian pada tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 1,19 yang berarti kondisi likuiditas dari perusahaan membaik, dimana dalam hal ini ditandai dengan meningkatnya rasio kas dan setara kas dibandingkan dengan tahun 2021. Jika dibandingkan kas dan setara kas dengan rata-rata iindustrinya, maka likuiditasnya tidak membaik karena rata-rata industrinya lebih tinggi.

Rasio Leverage

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun