Segala ruang yang pada akhirnya hanya menawarkan kesunyian
Mengurai ramai menjadi sebentuk kekosongan sendiri
Begitu pula dengan sebuah tempat yang bernama hati
Yang semakin lama semakin terluka dan terasa mati
Â
Kala bayangmu perlahan berlalu tersapu sang bayu
Mengusik fatamorgana yang menghadirkan senyum palsu
Menyisakan resah yang terkungkung dalam kebisuan
Kala rasa rindu yang kau tawarkan hanyalah semu
Â
Terlalu lama hatiku terbiarkan kosong
Ketika jujur yang kupinta ternyata bohong
Kau anggap diriku hanya sebuah persinggahan
Senyum yang kuberikan kau tawan dalam sebentuk pelarian
Hingga aku tau rindu yang kau berikan ternyata hanya sebuah titipan