Mohon tunggu...
Nur Laili Rahmawati
Nur Laili Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru / Penulis

build your world by writing, then you will find miracles

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biduk Rindu

21 Oktober 2022   14:13 Diperbarui: 21 Oktober 2022   14:18 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dermaga yang kau tawarkan untukku berlabuh

Menyisakan semburat resah yang enggan ku kayuh

Saat segumpal hari perlahan namun pasti menjadi acuh

Meski telah kurangkai indah namamu yang ada hanyalah jenuh

Hangatnya sinar mentari tak lagi menjadi tempat berteduh

Desiran sang bayu kini menjadi penghias langkah kakiku semakin menjauh

Hingga indah bayang netramupun kini semakin rapuh

Aku tenggelam dalam lautan rindu yang penuh gemuruh

Selaksa menebar jaring disamudera yang perlahan luruh

Ketika hadirmu hanya menyisakan rindu yang tak mungkin ku rengkuh

Dalam biduk yang tak lagi tangguh

Pernah kusemai rindu meski tak akan pernah tumbuh

Merajut rasa diantara selasar waktu yang tak mungkin ku sentuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun