Bapak
Betapa gelap sandiwara yang diciptakan semesta
Saat malam menikam raga menghadirkan bayang hampa
Memaksa diri menahan derasnya air mata
Bapak Â
Saat semilir angin masih memutar memori tentangmu
Membuatku semakin terlarut dalam duka
Selaksa hangatnya cahaya mentari yang meredup tertutup kabut senjaÂ
Bapak
Sungguh bukan karena ku takut berpisah dalam alam yang berbeda
Tapi kuhanya takut belum bisa menjadi yang kau pinta
Hanya doamu yang menjadi suluh perindu
Memberi seberkas cahaya dijalanku yang sendu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H