Nuke Sakuntala
Bahasa Indonesia menuju Bahasa Internasional, Why not??
Bahasa Indonesia sudah tidak terdengar asing di dalam kancah Internasional. Aktifnya bangsa Indonesia di dalam organisasi dunia seperti UNESCO,UNICEF, ILO,WHO dan lain-lain  dan ikut serta dalam partisipasi acara dunia  seperti menjadi tuan rumah dalam pergelaran acara ASEAN GAMES 2018 lalu melambungkan nama bangsa Indonesia. Tidak hanya nama bangsa saja yang dikenal, tetapi juga bahasa, pariwisata, makanan, kebudayaan, dan kebiasaan masyarakat juga ikut dikenal dunia.
Bahasa Indonesia bersumber dari bahasa Melayu yang merupakan salah satu rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini sudah dipakai sebagai bahasa perhubungan, bukan hanya di kepulauan Nusantara melainkan juga hampir di seluruh Asia tenggara. nama bahasa Indonesia diresmikan pada peristiwa sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Merupakan suatu kebanggaan ialah tidak semua negara di dunia memiliki bahasa resmi. Beberapa negara terlebih yang multibudaya seperti India, belum menyepakati bahasa resminya. Bahasa Tagalog, meskipun sudah diresmikan di Filipina, beberapa penutur bukan bahasa itu belum menerima bahasa itu sebagai bahasa resmi di negaranya.
Dengan kebanggaan tersebut, masyarakat Indonesia memiliki kepercayaan diri menggunakan bahasanya dalam persaingan dengan bahasa asing khususnya bahasa Inggris.
Sejalan dengan perkembangan zaman bahasa Indonesia dapat pula dijadikan sebagai bahasa ilmu. Artinya, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi  (iptek) untuk kepentingan pembangunan nasional. Penyebarluasan iptek dan pemanfaatannya bagi pembangunan negara dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Semua karya tulis atau buku-buku teks yang berisi tentang teknologi disusun dengan menggunakan bahasa Indonesia.
 Sebagian besar negara-negara di dunia terutama di benua Eropa, Amerika, dan Australia, menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi, baik yang diakui secara hukum negara masing-(de jure) maupun dalam pengakuan umum negara yang bersangkutan (de facto). Bahasa Spanyol digunakan sebagai bahasa resmi secara de jure oleh hampir 16 negara di dunia. bahasa Prancis digunakan sebagai bahasa resmi oleh hampir 29 negara di dunia baik secara de jure dan de facto. Bahasa Arab digunakan oleh hampir semua negara Arab, sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi secara de jure.
Bahasa Indonesia tentu diakui secara de jure dan de facto sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara di Indonesia, dan diakui secara de facto di Timor Leste. Tidak sedikit pula bangsa-bangsa di wilayah Asia tenggara dan Pasifik secara de facto menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi selain bahasa yang berlaku dan dipakai di negara-negara itu. Perkembangan bahasa Indonesia baik sebagai bahasa persatuan maupun sebagai bahasa resmi, semakin mantap. Dari kedudukan itu, bahasa Indonesia telah memiliki multi fungsi.
Dalam perkembangan global, bangsa-bangsa asing ternyata menaruh minat yang tinggi untuk mempelajari dan menggunakan bahasa Indonesia bahasa Indonesia telah menjadi bahasa kedua bagi penduduk Ho chi Minh City, Ibukota Vietnam, dan menjadi bahasa rujukan bagi bahasa Melayu yang digunakan oleh negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Saat ini ada 45 negara yang mengajarkan bahasa Indonesia. di Australia, bahasa Indonesia telah menjadi bahasa populer karena diajarkan pada sekitar 500 sekolah. Bahkan, anak-anak kelas VI SD sudah ada yang bisa berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga digunakan dalam produk-produk perusahaan luar negeri baik dalam kemasan, prosedur penggunaan, maupun keterangan produk yang dihasilkan.
Berdasarkan riset, terdapat beberapa universitas luar negeri yang menyediakan jurusan Bahasa Indonesia antaralain University of Washington,Amerika Serikat, Hankuk University Of  Foreign Studies (HUFS) Korea Selatan, University of melborne, Australia. Ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia juga tak kalah eksis daripada bahasa lainnya. Masyarakat dunia mulai memperhitungkan Bahasa Indonesia. Beberapa negara memasukkan bahasa Indonesia dalam kurikulum negaranya. Salah satunya adalah Turki dan Malaysia yang memutuskan untuk menambahkan bahasa Indonesia dalam kurikulum sekolah umum disana. Sedangkan dibeberapa negara Asia tenggara bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran tambahan.