Inovasi lainnya yang dikembangkan oleh Tim UNJ adalah alat celup putar untuk mewarnakan kain. Biasanya pewarnaan dilakukan dengan cara mencelupkan kain yang telah diberi pola,  ke dalam wadah berupa ember, drum atau  bekas cat. Kain dicelupkan berulang ulang 5-8 kali. Hal ini membuat waktu pewarnaan yang lama, larutan pewarna alam bayak yang terbuang dan mengotori lantai, menjadikan lantai menjadi dipenuhi oleh bercak bercak yang berwarna warni. Untuk membuat proses pewarnaan lebih bersih, lebih cepat, Tim UNJ Universitas Negeri Jakarta mengembangkan alat celup putar seprti yang ditunjukkan pada Gambar 6 di bawah ini.
Salah satu kebijakan yang digunakan oleh industri batik tulis  adalah menggunakan pewarna alam sebagai bahan pewarna batik. Sayangnya proses pewarnaan perlu diulang berkali kali 8-10 kali, sehingga memerlukan waktu yang lama dan menghasilkan air limbah yang banyak. Kekurangan lainnya adalah  pewarna alam  warnanya terbatas , warna kain mudah luntur, warnanya tidak tahan  gosok, tidak tahan terhadap panas dan sinar radiasi UV. Semua kekurangan ini  dapat diminimalisir dengan merekayasa pewarna alam menjadi bentuk nanoemulsi yang tujuannya untuk: (i) mempercepat waktu pewarnaan ,(ii) mengurangi limbah ,(iii) meningkatkan kestabilan  dan ketahnan luntur warna kain Semua kekurangan ini  dapat diminimalisir dengan merekayasa pewarna alam menjadi bentuk nanoemulsi dengan Teknik enkapsulasi.
Berbagai bahan enkapsulan yang digunakan untuk mengenkapsulasi pewarna alam di antaranya pektin, alginate, gum Arabic,protein da. Kitosan .Pada kegiatan pengabdian ini tim UNJ menggunakan nanoemulsi kitosan sebagai bahan enkapsulan pewarna alam. Hasil pewarnaan kain dengan pewarna alam yang terenkapsulasi  menunjukkan warna yang dihasilkan lebih cerah, tahan luntur , dan tidak menghasilkan limbah yang banyak .warna kain yang dihasilkan dari pewarna alam kurkumin, tannin dan brazilin yang dienkapsulasi denan kitosan ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.
Pelatihan pewarnaan kain dengan mengunakan pewarna alam yang terenkapsulasi dilakukan di Rumah Batik Palbatueelarut dengan peserta sebanyak 8-10 orang menunjukkan bahwa:
- Proses pewarnaan cukup 3-4 kali
- Rasio berat kain terhadap larutan pewarna 1 : 5Â
- Warna kain sangat cerah, tahan terhadap luntur, panas dan suhu tinggi
Gambar di bawah ini menunjukkan foto kegiatan pelatihan: