Faisal, yang seharusnya menjadi figur yang melindungi dan melayani masyarakat, justru diduga menjadi pelaku dalam peristiwa yang membawa trauma mendalam bagi korban. Meskipun kasus ini sempat mendapat perhatian publik, Faisal diketahui masih menjalankan tugas rutinnya sebagai polisi. Tidak ada sanksi yang diberikan atau tindakan yang menunjukkan bahwa pihak kepolisian serius menangani tuduhan ini. Sumber yang dekat dengan Faisal menyebutkan bahwa ia masih aktif di posisinya dan menjalani kehidupan tanpa rasa bersalah atau tekanan.
Menurut kolega yang tidak ingin disebutkan namanya, Faisal tidak menunjukkan perubahan sikap setelah kasus ini mencuat. Ia masih terlihat bekerja dan berinteraksi seperti biasa dengan rekan-rekannya, seolah-olah tidak ada beban moral yang harus dipertanggungjawabkan. Situasi ini membuat banyak pihak mempertanyakan bagaimana seorang polisi dengan dugaan kasus serius masih dibiarkan bertugas tanpa evaluasi atau tindakan tegas dari instansi yang menaunginya
Penelusuran saya menemukan bahwa Faisal belum dikenakan sanksi atau proses hukum yang sesuai terkait dugaan pelanggaran yang dituduhkan kepadanya. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar, mengingat kasus ini melibatkan integritas dan tanggung jawab seorang penegak hukum. Sejumlah pakar hukum dan aktivis mengkritik ketidakmampuan pihak kepolisian dalam menindaklanjuti kasus ini, yang mencerminkan lemahnya transparansi dan akuntabilitas dalam tubuh institusi yang seharusnya memegang teguh prinsip keadilan.
Kehidupan Faisal yang tampaknya berjalan normal tanpa konsekuensi apa pun memperlihatkan bagaimana sistem terkadang masih lemah dalam menangani pelanggaran yang melibatkan oknum di dalamnya. Kasus ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk reformasi di tubuh kepolisian dan peningkatan akuntabilitas, terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan pelanggaran etika dan hak asasi manusia.
Kisah Chika ini bukan hanya kisah perjuangan seorang mahasiswi, melainkan juga cerminan dari banyaknya tantangan yang dihadapi korban pelecehan seksual, terutama ketika pelaku adalah aparat hukum. Chika tidak hanya berjuang untuk mempertahankan dirinya, tetapi juga untuk keadilan yang belum kunjung datang.
Kasus ini menyoroti kebutuhan mendesak akan perbaikan dalam penegakan hukum, terutama bagi korban pelecehan seksual. Keberanian Chika untuk terus memperjuangkan haknya patut diapresiasi dan didukung oleh masyarakat luas. Keadilan bukan hanya tentang menghukum pelaku, tetapi juga memberikan perlindungan dan dukungan bagi korban. Kita sebagai masyarakat perlu bersatu untuk memastikan bahwa setiap individu, terutama mereka yang menjadi korban pelecehan seksual, mendapatkan hak dan keadilan yang mereka perjuangkan.
Semoga kisah ini menjadi pengingat bagi pihak berwenang dan instansi terkait untuk melakukan langkah konkret dalam melindungi setiap warga negara yang membutuhkan keadilan, terutama bagi mereka yang rentan seperti Chika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H