Dalam melakukan interpretasi sebuah teks, Ricoeur menjelaskan bahwa seorang penafsir harus melepaskan makna yang diberikan oleh penulis agar teks dapat memunculkan atau membawa makna yang baru.
Menurut Ricoeur, tahap awal atau yang paling mendasar yang dilakukan oleh seorang penafsir adalah kajian seputar bahasa. Karena bahasa merupakan salah satu elemen yang sangat penting. Kemudian hal kedua yang harus dilakukan adalah pemahaman reflektif.Â
Langkah ini akan menjembatani antara pemahaman teks dengan pemahaman manusia itu sendiri. Kemudian yang terakhir adalah ontologi makna yang mana dia lebih tinggi dari pemahaman reflektif. Ontologi makna menurut Ricoeur adalah pemahaman sampai kepada tingkat being atau keberadaan makna itu sendiri.
Tujuan artikel ini adalah untuk mengungkap makna yang terkandung dalam THR yang tentunya setiap orang memiliki makna atau penafisran masing-masing. Sebenarnya, objek yang dibahas dalam artikel ini atau penelitian ini akan lebih jelas lagi apabila dijadikan sebagai bahan skripsi.Â
Dalam skripsi, nantinya akan dijelaskan lebih rinci bagaimana cara mengungkap makna-makna yang terkandung dalam hall tersebut dengan melalui pemahaman bahasa, pemahaman reflektif, dan ontologi makna dari Ricoeur yang telah dijelaskan secara singkat sebelumnya.
Setelah dilakukan berbagai analisis menggunakan metode hermeneutika, saya mendapatkan beberapa makna baru terhadap kata THR. Dia tidak hanya bisa dikatakan sebagai tunjangan hari raya saja, tetapi banyak makna yang terkandung di dalamnya yang mungkin selama ini kita tidak pernah menyadarinya. Metode hermeneutika ini dapat mengkaji secara filosofis makna kata THR. Â Namun dalam hal ini, kita tidak akan mengungkap semuanya.
Pertama, kata THR merepresentasikan kasih sayang. Maksud dari kasih sayang adalah bagaimana orang yang memberikan atau membagikan THR kepada orang lain dapat bermakna kasih saying.Â
Contohnya dalam keluarga. Ayah, Ibu, Paman, Bibi, Pakde, Bude, Kakek, Nenek, terkadang Kakak juga ketika hari raya Idul Fitri mereka akan membagikan atau memberikan THR kepada anak-anak di dalam keluarganya, bahkan anak yang sudah dewasa pun terkadang masih dibagikan THR oleh mereka.Â
Mereka memberikan THR sebagai bentuk rasa kasih saying mereka kepada keluarganya. Tidak peduli seberapa besar biaya yang mereka keluarkan, yang terpenting adalah kebahagiaan dalam keluarga.
Kedua, THR merepresentasikan sebagai hadiah. Dalam hal ini, kitab isa mengambil contoh pada pegawai dalam perusahaan atau Lembaga tertentu. Mereka para pekerja akan diberikan THRR sebagai haadih juga sebagai pesangon mereka untuk merayakan hari raya. Ini bentuk hadiah yang diberikan karena kerja keras dari pekerja tersebut.Â
Hal serupa juga bisa diberikan kepada anak-anak. Ketika orang tua mereka berjanji akan memberikan hadiah THR pada hari raya kepada mereka karena sudah menyelesaikan puasa full tanpa bolong dan mengeluh. Ini berarti THR merepresentasikan sebagai hadiah.