Mohon tunggu...
Sam Nugroho
Sam Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Notulis, typist, penulis konten, blogger

Simple Life Simple Problem

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Music of Silence, Belajar dari Karakter Tenor Dunia Penderita Glaucoma

26 Mei 2020   18:39 Diperbarui: 26 Mei 2020   18:34 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: rottentomatoes.com/Mola TV

Ketika kecil dia menghabiskan tahun-tahun pertamanya bersekolah di sebuah institusi khusus untuk penyandang tuna netra, di mana ia mencari ilmu dan bekerja sama dengan teman-temannya.

Bardi tinggal di perkebunan zaitun dan anggur milik orangtuanya yang merupakan keluarga penganut Katolik taat, tak pelak musik sudah menjadi teman terbaiknya. Sejak itulah Bardi menemukan bakatnya dan perlahan menjadi pemain piano di lingkungan gereja.

Seperti diketahui Andrea Bocelli sendiri memang sejak lahir menderita congenital glaucoma pada umur 12 tahun, dan mengalami kebutaan total akibat kecelakaan saat bermain sepak bola. Tetapi kebutaan tidak menyurutkan langkah Bocelli untuk untuk meraih gelar doktor program studi Ilmu Hukum dan malah sempat berprofesi sebagai pengacara.

Dengan motivasi dari keluarga terutama ibunya dan kegigihan yang kuat, dia berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Hukum di University of Pisa dengan mempelajari dokumen khusus berhuruf braille.

Sewaktu siang, ia bekerja sebagai pengacara, dan ketika malam hari masih menyambi bernyanyi di bar. Dengan ketekunan berlatih bersama gurunya, Luciano Bettarini, dirinya terus mengasah kemampuannya.

Perjalanan Karir Amos Bardi

Sumber: mycinemag.com
Sumber: mycinemag.com

Tanpa sepengetahuan Bardi, ternyata dia memiliki seorang paman yang juga menggeluti musik. Kemudian berbekal dari pamannya lah yang mendaftarkan Bardi dalam kompetisi vokal ketika Bardi SMA. Ia lolos dan berhasil memenangkan kompetisi tersebut, lalu maju ke tingkat yang lebih bergengsi.

Di balik cerita sukses seseorang pastilah menemukan hambatan dan kegagalan demi kegagalan. Meski sebelumnya dia pernah gagal sebelum bertanding karena suaranya tiba-tiba serak. Hal itulah yang menjadi fase frustasi kedua dalam hidup Bardi.

Setelah gagal dalam kompetisi, Amos Bardi menjadi penyanyi kafe. Pada suatu ketika, di kafe bertemulah sebuah keluarga yang sedang merayakan ulang tahun putrinya bernama Elena. Tertarik dengan suara Bardi, hingga akhirnya mereka semakin akrab dan tertarik satu sama lain, lalu menjalin hubungan kasih.

Selain menjadi penyanyi kafe, Bardi juga masih mantap dengan mimpinya sebagai seorang pengacara. Karena itulah, Bardi bekerja di kafe sambil kuliah hukum, hingga akhirnya lulus pada bulan Juni 1984.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun