Mohon tunggu...
Sam Nugroho
Sam Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Notulis, typist, penulis konten, blogger

Simple Life Simple Problem

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tantangan pasar KUKM dalam Menghadapi Proyeksi Ekonomi Indonesia 2019

14 November 2018   22:01 Diperbarui: 14 November 2018   22:26 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan tetapi Pak Ryan menilai perlambatan pertumbuhan kredit hanya bersifat sementara. Memasuki kuartal pertama (Q1) pada tahun 2019, kredit UMKM akan mengalami kenaikan seiring dengan pertumbuhan kredit korporasi besar. Kalau segmen korporasi tumbuh, UMKM pun ikut tumbuh. Hal ini merupakan implementasi dari value chain (rantai nilai).

Selain pertumbuhan kredit yang melambat, Pak Ryan menambahkan rasio kredit bermasalah (NPL) UMKM juga masih di atas rasio sektor industri. Namun rasio NPL kredit UMKM terus membaik menjadi 4,08 persen pada Agustus dibandingkan pada Juli sebesar 4,31 persen. Hal ini salah satunya dikarenakan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang risiko kreditnya membaik. 

Sementara itu Mas Juan Firmansyah selaku Business Development & Sales Officer dari UMKM Du'Anyam menyebutkan bahwa tantangan terbesar UMKM saat ini bukan lagi perkara modal atau kredit. Biaya pengiriman atau logistik yang terbilang tinggi menjadi pekerjaan besar bagi para pelaku UMKM. Indonesia yang merupakan negara kepulauan, biaya pengiriman (ekspedisi) dari satu tempat ke tempat lain yang berbeda pulau memerlukan biaya yang relatif tinggi.

Juan Firmansyah dari Du'anyam (dokpri)
Juan Firmansyah dari Du'anyam (dokpri)
Mas Juan menjelaskan biaya logistik berkontribusi terhadap 30 kali dari biaya produksi keseluruhan. Ketika ekonomi global dan nasional bergejolak, harga pengiriman dapat berubah fluktuatif yang pastinya akan membawa dampak terhadap margin profit itu sendiri. 

Terlepas dari itu semua Mas Juan menilai pasar untuk produk UMKM di tingkat dalam negeri maupun luar negeri akan selalu eksis kok. Hal yang terpenting adalah produk tersebut memiliki ciri khas tersendiri dan mengikuti keinginan pasar. Justru tantangan kita selanjutnya bagaimana dapat berpikir kreatif dan terus berinovasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun