DR.dr.Andri S. Sulaiman, Sp PD-KGEH
Kenyataannya angka penderita yang disebabkan oleh virus ini malah semakin meningkat dan jumlah kematian terus bertambah. Jika hanya upaya imunisasi saja dinilai kurang efektif sehingga pemerintah Indonesia terus berupaya dan mengambil langkah seribu dengan mengendalikan bahaya penyakit Hepatitis B dan sejak tahun 2014 menciptakan konsep
pilot projectDDHB, kepanjangan dari
"Deteksi Dini Hepatitis B" khususnya pada ibu hamil (bumil) di provinsi DKI Jakarta, untuk menekan angka penderita terus berlanjut. Barulah pada tahun 2015 DDHB dilaksanakan di beberapa provinsi pengembangan percontohan. Selang setahun kemudian DDHB serentak dilaksanakan secara nasional pada tahun 2016.
Kegiatan DDHB ini meliputi pemeriksaan Ibu hamil untuk mengetahui status Hepatitis B, apabila hasil pemeriksaan Ibu tersebut reaktif maka dilakukan pemantauan hingga proses persalinan. Perlu diketahui anak yang lahir dari Ibu hamil dengan status Hepatitis B reaktif diberikan HB0 (baca: HB nol) atau dosis yang diberikan saat lahir dan HBIG sebelum 24 jam atau bayi yang belum genap berusia sehari.
Target Jangka Pendek
dr. Wiendra Waworuntu, M. Kes (dokpri)
Dalam presentasinya Ibu Wiendra menambahkan bahwa menurut Laporan Kemenkes RI capaian jangka pendek Pengendalian Hepatitis di Indonesia dalam kurun 3 tahun terakhir (2016-2018):
1. Sosialisasi faktor risiko Penyakit Hepatitis di 34 propinsi.
2. Melakukan imunisasi rutin Hepatitis B pada bayi di 34 propinsi dengan capaian lebih dari 94,5%.
3. DDHB telah dilakukan di 34 propinsi dan 244 kabupaten/ kota.
4. Telah dilakukan Deteksi Dini Hepatitis B sebanyak 742.767 Ibu hamil dan berhasil menyelamatkan 7268 bayi terhadap ancaman penularan vertikal dari sang Ibu.
Ket. Strategi Pencegahan Infeksi Vertikal Hepatitis B (dok. Kemenkes RI)
5. Memulai pengobatan Hepatitis C dengan obat
Direct Acting Antiviral (DAA) pada 13 propinsi yang diduga jumlah penderita
hepatitis C nya terbanyak.
Target Jangka Panjang
Ilustrasi DDHB (dok. ATFG-8.com)
Lihat Healthy Selengkapnya