Pernah dong kamu merasakan sakit hati? Mulai dari diputusin pacar, disakitin sama temen sendiri atau malah difitnah bahkan dituduh yang bukan-bukan sama saudara bahkan keluarga terdekat misalnya. Pasti sakiitttt banget deh rasanya? Hehe kok jadi curcol yaa?
Eitts. Tapi tunggu dulu! Berbeda 180 derajat halnya dengan hati atau perasaan, hati yang satu ini tak kalah spesial. Organ Hati atau yang lebih dikenal dengan Liver merupakan organ yang sangat vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Tanpa hati, manusia tidak akan bertahan hidup. Jiahh! Tapi memang benar adanya kalau fungsi hati itu sangat penting untuk mendukung aktivitas organ-organ tubuh lainnya. Dengan demikian, apabila hati berhenti berfungsi, maka organ lain juga akan terkena dampaknya.
Fungsi hati yang paling utama itu adalah menyaring darah yang berasal dari saluran pencernaan, sebelum membawanya ke bagian tubuh lainnya. Darah dari saluran cerna tersebut membawa zat nutrisi, obat-obatan, atau racun sekalipun.
Tugas hati adalah memilih dan memilah, memroses, menyimpan ataupun mendetoksifikasi sebelum zat-zat dalam darah tersebut disalurkan ke seluruh tubuh. Hati juga berfungsi mengatur kadar kimia paling banyak dalam darah dan mengeluarkan produk yang disebut empedu. Empedu membantu memecah lemak, mempersiapkannya untuk pencernaan dan penyerapan lebih lanjut.
Penyakit Hepatitis ini merupakan masalah kesehatan dunia yang serius tak terkecuali di Indonesia. Mirisnya 1 dari 4 pengidap di seluruh dunia meninggal karena kanker atau gagal hati (Liver failure).
Fakta menyebutkan pula 1 dari 10 penduduk di Indonesia mengidap Hepatitis B. Penyakit ini berpotensi menimbulkan dampak morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (jumlah kematian) serta memerlukan perhatian dari berbagai pihak baik dari pemerintah, lembaga non pemerintah/ NGO maupun masyarakat/ LSM.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang memasuki tahun ke 9, pada Jum'at (27/7) bertempat di ruang Naranta Ka. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat di Gedung Dr. Adhyatma Kementerian Kesehatan RI, Kuningan Jaksel kembali menggelar temu netizen dan mengundang secara khusus para Blogger untuk berpartisipasi dalam forum diskusi dan sosialisasi terkait penyakit Hepatitis dan Penanggulangannya. Adapun tema yang diangkat tahun ini sangat menarik yaitu "Deteksi Dini Hepatitis, Selamatkan Generasi Penerus Bangsa!".
Penyakit Hepatitis muncul terutama dibawa oleh virus Hepatitis, sisanya dari penyeban lain di antaranya adanya perlemakan, parasit dari virus Malaria dan Amoeba, virus Dengue dan Herpes, peminum alkohol berat (alkoholik) hingga seringnya mengkonsumsi obat-obatan.
Faktor Utama yang Menjadi Penyebab Penularan
b). Secara Vertikal (95%) terutama tertular ketika dibawa oleh bayi saat di kandungan atau ketika telah dilahirkan.
Hepatitis Ancaman bagi Negara
Di Indonesia tercatat apabila dirata-rata sebanyak 2,2% dari 5,3 juta Ibu hamil setiap tahunnya reaktif terhadap HBsAg. Itu artinya setiap tahun diperkirakan terdapat 120.000 bayi yang akan menderita Hepatitis B dan 95% di antaranya berpotensi terkena Hepatitis kronis (sirosis atau kanker hati) selama 30 tahun ke depan. Jika hal ini terus diabaikan maka bukan hal yang mustahil negara akan bangkrut. Bayangkan jika 1 orang penderita dengan kasus sirosis atau kanker hati saja menelan biaya hingga 1-5 Milyar.
Berbagai upaya yang Dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
Pengendalian virus Hepatitis berdampak sangat serius terhadap derajat kesehatan masyarakat. Negara kita tercinta justru dijuluki negara yang tergolong endemik tinggi dengan Hepatitis pun dengan penyakit lain yang ditularkan oleh virus.
Pada tahun 1997 pemerintah, dalam hal ini Kemenkes RI telah melakukan banyak langkah dan upaya pencegahan. Salah satunya dengan melakukan perlindungan berupa imunisasi Hepatitis B pada bayi yang baru lahir (newborn baby) secara nasional. Tak main-main atas inisiasi negara Indonesia justru dapat mengeluarkan maklumat atau Resolusi Badan Kesehatan Dunia (WHO) ke 63 pada tahun 2010 tentang Penanggulangan Hepatitis yang komprehensif termasuk Langkah Pencegahan dan Pengobatan.
Kegiatan DDHB ini meliputi pemeriksaan Ibu hamil untuk mengetahui status Hepatitis B, apabila hasil pemeriksaan Ibu tersebut reaktif maka dilakukan pemantauan hingga proses persalinan. Perlu diketahui anak yang lahir dari Ibu hamil dengan status Hepatitis B reaktif diberikan HB0 (baca: HB nol) atau dosis yang diberikan saat lahir dan HBIG sebelum 24 jam atau bayi yang belum genap berusia sehari.
Target Jangka Pendek
1. Sosialisasi faktor risiko Penyakit Hepatitis di 34 propinsi.
2. Melakukan imunisasi rutin Hepatitis B pada bayi di 34 propinsi dengan capaian lebih dari 94,5%.
3. DDHB telah dilakukan di 34 propinsi dan 244 kabupaten/ kota.
4. Telah dilakukan Deteksi Dini Hepatitis B sebanyak 742.767 Ibu hamil dan berhasil menyelamatkan 7268 bayi terhadap ancaman penularan vertikal dari sang Ibu.
Target Jangka Panjang
1. Tahun 2019 sebanyak 80% yang terdiri dari 411 kabupaten/ kota melakukan DDHBC.
2. Tahun 2022 mengeliminasi penyakit turunan Hepatitis seperti Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (PPIA). Hal ini tertuang pada Peraturan Kemenkes No. 52 Tahun 2017. Sebanyak 90% (5,3 juta) Ibu hamil di kabupaten dan kota di Indonesia akan melaksanan DDHB secara tertib.
3. Eliminasi Hepatitis B dan C pada tahun 2030.
"Dalam peringatan HHS tersebut banyak dijumpai berbagai kegiatan dan kampanye. Selain temu netizen juga dilakukan temu media, dialog interaktif, media KIE dan pameran kesehatan (health exhibition). Puncak kegiatan diselenggarakan rangkaian acara di Rusunawa Rawabebek, Pulogebang Jaktim pada Selasa (31/7) antara lain berupa senam bersama, dialog interaktif (talkshow), DDHB, pameran kesehatan, sosialisasi dengan menyebarluaskan media KIE berupa leaflet, brosur dan buku saku, panggung hiburan rakyat serta doorprize dengan melibatkan sebanyak 2000 peserta", ujar Ibu Wiendra
Penutup
Besar harapan apabila peringatan Hari Hepatitis Sedunia/ HHS yang jatuh setiap tanggal 28 Juli pada tahun Kesembilan tersebut merupakan momentum emas untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan memberi perhatian khusus tentang kepedulian dan pengetahuan dan tingginya kesadaran tentang Bahaya Hepatitis beserta Faktor Risikonya dengan mengutamakan hidup bersih dan pola hidup sehat. Menghindari penggunaan jarum suntik dan produk darah yang tidak steril dapat menyelamatkan banyak nyawa tak berdosa bahkan jutaan rakyat Indonesia akan bahayanya penyakit Hepatitis.
Dengan melaksanakan DDHB berarti telah melakukan upaya Deteksi Dini untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa di masa mendatang. Termasuk dengan melakukan imunisasi itu artinya telah berkontribusi melindungi generasi bangsa. Kita yang sehat jangan hanya duduk tenang dan berdiam diri saja. Kita bisa turut berpartisipasi mendukung dan mengurangi beban mulai dari unit terkecil yaitu individu dan keluarga. Lebih luas lagi semua kalangan harus hadir seperti masyarakat dan pemerintah juga harus saling berperan serta aktif. Bayangkan betapa besarnya kerugian oleh dampak yang harus ditanggung negara apabila masih banyak masyarakat yang menderita atau terkena penyakit yang disebabkan oleh Hepatitis?
Pesan Moral
Lebih baik mencegah daripada mengobati toh?
Pertama, Hal yang harus diingat dan disadari betul obat itu mahal harganya. Jika kita menengok pada akibat yang ditimbulkan oleh Penyakit Hepatitis jangankan untuk menderita bahkan untuk membayangkan biaya yang harus ditanggung untuk pengobatan setiap pasien atau penderita saja sudah mahal harganya. Bukan hal yang mustahil dengan upaya pencegahan melalui imunisasi sejak lahir akan membantu menekan bertambahnya penularan bahaya penyakit Hepatitis lebih masif lagi. Banyak penyakit yang disebabkan oleh virus tidak dapat tertangani alias dicari obatnya. Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan (Diskes) terkait dari Kementerian Kesehatan terus berupaya menawarkan solusi mudah demi melindungi buah hati dengan imunisasi sejak dini.
Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh tepat pada bulan Juli dimana berdekatan dengan Hari Hepatitis Sedunia (World Hepatitis Day) menjadi momentum refleksi bagi setiap orang tua, dimana pada setiap menjelang hari perayaan mereka selalu berharap sang anak dapat tumbuh sehat sedari dalam kandungan hingga kelak tua nanti. Salah satu faktor terpenting dalam menentukan anak sehat adalah dengan imunisasi.
Seperti mengutip pernyataan Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Soedjatmiko pada Temu Media (Media Gathering) terkait Hari Anak Nasional di Ruang Pers Naranta, Gedung Kemenkes RI, Jaksel pada Selasa (24/7) yang mengatakan imunisasi memang ada kaitannya dengan Hari Anak Nasional, karena berkaitan langsung dengan kesehatan anak.
“Seluruh negara melakukan imunisasi rutin sejak bayi hingga orang tua. Kesimpulannya vaksin itu bermanfaat, dipakai di seluruh dunia dan aman. Jawaban ini saja sudah cukup menjawab anggapan dan mematahkan hoax-hoax yang bertebaran di luar sana tentang imunisasi, dan yang heboh itu cuma di Indonesia saja."Beliau menambahkan jika ingin tahu aman atau tidaknya vaksin tersebut, silakan bertanya pada bidan atau dokter anak yang sering memberikan vaksin dan justru tidak terjadi masalah besar. “Seluruh dunia melakukan imunisasi, berarti terbukti bermanfaat dan aman,” tegas Soedjatmiko.
Kedua, Mulailah untuk berkaca setidaknya pada diri sendiri untuk memulai gaya hidup sehat (healthy lifestyle). Caranya sederhana kok! Tidak perlu ribet apalagi bermodal biaya mahal. Asal setiap hari selalu berpikir positif dan melakukan aktifitas fisik seperti olahraga dan berjalan kaki, banyak mengkonsumsi sayur, buah-buahan dan air putih. Jangan lupa istirahat secara teratur, hindari stres dan pergaulan bebas. Katakan tidak pada narkoba dan miras (alcohol drinks), enyahkan asap rokok.
Jika setiap hari rutin dilakukan niscaya tubuh kita akan sehat jiwa dan raganya. Bukan tidak mungkin bangsa kita akan menjadi generasi penerus masa depan yang tercapai target Happiness Index sebagai penyumbang GDP (Gross Domestic Product) serta devisa negara. Oia satu hal terpenting lagi jangan lupa berdo'a, selalu bersyukur dan bahagia yaa. Amiin!
Ayo Kita Dukung Program Pemerintah Menuju Masyarakat Sehat.
Salam Germas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H