Mohon tunggu...
Sam Nugroho
Sam Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Notulis, typist, penulis konten, blogger

Simple Life Simple Problem

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyingkap Sejarah Republik Azerbaijan, Dari Lezatnya Dolma hingga Campur Tangan Armenia

20 Desember 2017   17:04 Diperbarui: 20 Desember 2017   22:33 2906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tindakan Uni Eropa ini diikuti pula oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI). Dewan Menteri Luar Negeri OKI dalam pertemuan tahunan pada 15-17 Mei 2007 mengeluarkan resolusi No. 7/34-P yang berisikan perintah agar Armenia berhenti menempati wilayah Azerbaijan, berhenti melakukan agresi terhadap Azerbaijan, berhenti melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap warga Azerbaijan, dan berhenti melakukan penghancuran terhadap benda cagar budaya, dan tempat-tempat keagamaan di wilayah yang menjadi rebutan.

Selanjutnya pada pertemuan OKI di Dakar tanggal 13-14 Maret 2008, OKI kembali mengeluarkan Resolusi No. 10/11-P (IS) yang isinya hampir sama dengan resolusi sebelumnya. Resolusi OKI ini juga didukung oleh PBB, lewat Sidang Majelis Umum pada tanggal 14 Maret 2008, PBB mengeluarkan Resolusi No.62/243 yang berisi perintah kepada Armenia untuk segera meninggalkan wilayah Azerbaijan yang dicaplok secara sepihak dan mengembalikannya kepada Azerbaijan tanpa syarat dan secara utuh. 

Kemudian pada bulan Agustus 2008, AS, Perancis dan Rusia mengadakan perundingan upaya penyelesaian konflik secara penuh. Ketiganya mengusulkan untuk diadakan referendum di wilayah sengketa. Kuatnya desakan masyarakat internasional ini membuat Presiden Armenia, Serzh Sarkisian dan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev untuk mengadakan pertemuan di Moskow. Pertemuan tersebut dilaksanakan pada tanggal 2 November 2008 dengan dimediasi oleh Dmitry Medvedev, pertemuan tersebut menghasilkan sebuah deklarasi bersama tentang komitmen untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut. Keduanya akan mengadakan pertemuan lagi di Rusia tepatnya di kota Saint Petersburg.

Pada tanggal 22 November 2009, Presiden Azerbaijan, Presiden Armenia dan beberapa pemimpin negara lainnya berkumpul di Munich untuk melakukan pembicaraan upaya perdamaian di Nagorno Karabakh. Presiden Aliyev sempat mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk merebut kembali Nagorno Karabakh jika pembicaraan tersebut tidak berhasil.

Pembicaraan yang selalu mengalami jalan buntu membuat perjanjian gencatan senjata pun pecah dan mengakibatkan pertempuran antara kedua belah pihak. Pada tanggal 18 Februari 2010 dilaporkan tiga tentara Azerbaijan dan satu terluka dalam pertempuran. Pertempuran sempat berhenti namun pada bulan November kembali berkobar karena seorang penembak jitu Armenia secara sengaja memancing pertempuran dengan menembak pasukan Azerbaijan. Penembak jitu Azerbaijan membalas dengan menembak pasukan Armenia, pertarungan antar penembak jitu ini menewaskan 12 orang dari kedua belah pihak.

Sekjen PBB, Ban Ki Moon menyerukan agar semua penembak jitu ditarik dari wilayah sengketa agar tidak membuat resah. Masalah tidak juga selesai, Juru Bicara Departemen Pertahanan Azerbaijan, Letnan Kolonel Eldar Sabiroglu melaporkan bahwa pasukan Armenia masih sering menggunakan senapan mesin dan pelontar granat untuk memancing penyerangan. Berbagai usaha telah dilakukan oleh masyarakat Internasional namun hingga kini belun ada satu pun langkah nyata atau Resolusi dari PBB, OKI hingga Uni Eropa yang berhasil dilaksanakan.  

Entah akan sampai kapan kah konflik kedua negara ini akan berakhir?

Ibarat teori pensil terbalik. Runcing di bawah tapi tumpul di atas. Sulit untuk dipertemukan dan mencapai kesepakatan.

Secara perlahan yang terjadi kini Armenia terus melakukan tindakan kecurangan dan diam-diam mencomot apa yang dimiliki oleh Azerbaijan. Padahal pemerintah Azerbaijan sendiri menjunjung tinggi hak-hak warga negaranya. Sumber daya alam dan seisinya dimiliki oleh negara dan digunakan semata-mata demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakatnya.

Banyak aktivitas ekonomi dan kegiatan ilegal lainnya yang dilakukan Armenia kepada Azerbaijan yang justru digunakan untuk membiayai kelompok separatis dan melanjutkan pendudukan wilayah teritori Azerbaijan demi mempersenjatai pasukan Armenia dalam upaya konflik bersenjata, antara lain eksploitasi sumber daya alam dan perdagangan, sistem energi, pencomotan jaringan telekomunikasi dan frekuensi radio, pendudukan sektor perbankan, yang dimiliki oleh Azerbaijan, pendirian pemukiman serta pengubahan demografi dan infrastruktur oleh Armenia, penghancuran dan upaya mengubah karakter dan warisan budaya Azerbaijan dan pengakuan sepihak atas destinasi wisata yang dimiliki oleh Azerbaijan.

Banyak upaya yang telah dilakukan oleh Azerbaijan demi mempertahankan kedaulatan negaranya. Supaya kepemilikan Azerbaijan atas negaranya sah dan diakui secara internasional. Salah satunya dengan pendidikan dan budayanya. Pendidikan begitu penting untuk membangun peradaban serta diplomasi hubungan bilateral dan multilateral antar negara dalam upaya mengangkat harkat dan martabat bangsa demi terwujudnya perdamaian dunia. Budaya juga turut berperan andil sebab menjadi penanda identitas suatu negara. Sebagai contoh makanan khas dari Azerbaijan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun