Ketiga orang tersebut hanya segelintir dari ribuan tokoh penting di Indonesia dan sosok yang terbilang berhasil menorehkan banyak prestasi yang membanggakan serta mendapatkan amanah baik di lingkup nasional maupun dalam ranah global.
Peran serta Santri Milenial
Dalam kegiatan expo tersebut juga tersedia sekitar 200 stand pameran yang diperuntukkan bagi lembaga-lembaga pendidikan dan mitra dari dalam dan luar negeri. Tujuan diadakan pameran sebenarnya adalah untuk menampilkan pendidikan Islam Indonesia agar lebih dikenal dengan baik oleh masyarakat luas baik dalam lingkup nasional maupun global.Â
Dengan mengunjungi pameran para pengunjung memperoleh beragam informasi mengenai khazanah pendidikan Islam di Indonesia di masa lampau maupun perkembangannya saat ini. Bagi Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Agama RI, pameran ini dianggap penting dan strategis untuk mempromosikan potensi-potensi yang dimiliki sekaligus memperkenalkan peran pondok pesantren dalam arus globalisasi.
Pondok pesantren dahulu berbeda dengan sekarang. Imej ponpes kini sudah tidak lagi lekat atau melulu dengan paham konservatif dan bersifat tradisionil saja. Dan siapa bilang santriawan dan santriwati hanya gemar mengaji saja? Siapa yang menyangka para santri hanya pandai mempelajari kitab kuning hingga di luar kepala?
Banyak penampilan tarian tradisional, paduan suara dan hadroh, pembacaan puisi dan teater, peragaan busana (fashion show) dan juga ada booth-booth lain yang berhubungan dengan kegiatan literasi seperti cerita dongeng, perpustakaan digital santri dan santri menulis.
Pesantren di masa depan
Posisi pondok pesantren harus menjadi wasilah bagi penguatan kapasitas kelembagaan pesantren itu sendiri, terutama dalam merespon dinamika dan tantangan zaman, termasuk tantangan ideologi trans nasional yang dewasa ini semakin ekspansif memasuki satuan pendidikan keagamaan. Pesantren di masa yang akan datang diharap mampu  menjadi pilar yang didesain untuk merawat, memupuk dan menumbuhkembangkan Islam Nusantara. Basis pesantren diharapkan juga menjadi lebih responsif di tengah proses transformasi global. Tradisi pesantren dengan paradigma dan peradaban wasathiyah-nya akan menjadi solusi untuk menyudahi ketidakharmonisan yang terjadi dan bahkan pertikaian di tengah masyarakat.
Setiap wasathiyahyang sudah mentradisi di lingkungan pesantren telah terbukti mampu membekali dan memberdayakan masyarakat untuk menghargai adanya perbedaan masing-masing anggota masyarakat. Perbedaan dipandang sebagai hak fundamental dari setiap warga masyarakat. Direktur Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren, Ahmad Zayadi berujar di sela-sela dialog interaktif (talkshow) di hadapan pengunjung pameran.Â