Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepemimpinan Superman versus Superteam

10 Juli 2023   17:54 Diperbarui: 10 Juli 2023   18:24 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering timbul dalam diskas pelatihan Kepemimpinan, kok bisa ya apa-apa bigbos itu manggilnya ke Bapak Superman, bukannya harusnya ada dan atau dibina kekuatan Bapak Superteam? Beberapa pembelajaran: 

(1) Kesiapan 2045 sangat diperlukan adanya generasi atau pimpinan eksisting yang sadar kepemimpinan secara tim, dan mampu melakukan transformasi untuk masa depan.
(2) Masa depan organisasi tergantung kepada kesinambungan kepemimpinan team, bukan bapak Superman yang akhirnya juga pensiun.
(3) Organisasi bukanlah panggung hollywood bagi Superman, melainkan tempat di mana harusnya sustainability leadership dan teamwork menjadi prioritas, bukan individu.

Sekedar berbagi bacaan dengan ide yang bukan sama sekali baru.Tapi kok berulang ya ? Selengkapnya di Majalah InfoDanaPensiun Edisi 106 Mei - Juni 2023 Hal. 16 - 17. 

Kutipan saya lampirkan di sini: 

Majalah ADPI 
Majalah ADPI 

Artikel publikasi di atas terkait Superman: 

KEPEMIMPINAN SUPERMAN

DAN VISI DAPEN MENYONGSONG INDONESIA EMAS 2045

Oleh : Nugroho Dwi Priyohadi

Direktur Kepesertaan SDM dan Umum Dapen Pelindo Jkt

Dosen LB di Universitas Airlangga Surabaya  dan UNS Surakarta

  • Pengantar 

Sebenarnya article ini tidak akan membahas masalah kepemimpinan Dana Pensiun menjelang 2045, dan juga tidak terkait langsung dengan mimpi kita bersama terhadap era emas Indonesia 2045. Namun hanya dimaksudkan sebagai ide tambahan, yang bukan berarti sama sekali baru, untuk ikut berkontribusi bagi organisasi menjelang visi 2045.

Sebagaimana diketahui, bahwa visi Indonesia 2045 atau Wawasan Indonesia 2045 adalah sebuah gagasan ideal bagi Indonesia untuk menjadi negara berdaulat, maju adil dan makmur pada dirgahayu ke  seratus yang jatuh pada tahun 2045. Tujuan tersebut direncanakan pada 2045, karena Indonesia akan memperingati usia  100 tahun kemerdekaannya, 1945 -- 2045. Dus, bahwa dibutuhkan model kepemimpinan yang cocok atau sesuai dengan tuntutan masa depan, bahkan masa kini, dari organisasi bisnis termasuk Dana Pensiun.

Tulisan ini juga hanya akan membahas sepintas bagaimana model kepemimpinan organisasi ala Superman, yang banyak dikaji dalam psikologi industry dan manajemen. Diharapkan memberikan warna khasanah bahasan mengenai Leadership, bagaimana model kepemimpinan tertentu yang mengarah kepada sebuah sindroma dan perlu kita mitigasi atau bisa jadi revisi dan koreksi demi kemajuan organisasi.

Bilamana itu dikatakan sebagai sindroma, maka dapat mengarah kepada adanya himpunan  gejala atau tanda yang terjadi serentak (muncul bersama-sama). Ketidak normal tertentu yang bisa berupa emosi atau tindakan yang biasanya secara bersama-sama membentuk pola yang dapat diindentifikasi (Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia -- KBBI).

Sementara arti Sindrom, dalam ilmu kedokteran dan psikologi, adalah kumpulan dari beberapa tanda dan gejala kinis yang sering berhubungan dan muncul bersamaan, serta diasosiasikan dengan penyakit atau gangguan kesehatan tertentu. Istilah sindrom dapat digunakan hanya untuk menggambarkan berbagai karakter dan gejala, bukan diagnosis. (Lihat Wikipedia.org).

Harapannya adalah kita dapat mempelajari, dan mengambil poin penting untuk kemajuan organisasi, termasuk Dana Pensiun.

 

  • Sindrom Kepemimpinan Superman, Bagaimana Ciri-cirinya?  

Superman awalnya adalah mimpi primitive insan Hollywood yang ingin menghadirkan pahlawan super. Tidak terkalahkan, dan memiliki kelebihan melampaui manusia pada umumnya. Bahkan dikabarkan Superman sejatinya adalah imigran dari Planet  Kripton, yang berjarak ribuan tahun cahaya dari Bumi.

Superman memiliki kekuatan super.  

Gaya gravitasi Bumi yang berbeda dengan Kripton, dan juga struktur tubuh yang berbeda antara manusia biasa dengan Superman, maka Superman yang nama manusianya adalah Clark Kent seorang jurnalis di Harian Daily Planet, tampil sebagai pahlawan super yang mampu menolong dengan energy dan kekuatan hebat.

Orang yang mampu tampil super, dikatakan sebagai Superman.

Demikian halnya dalam kepemimpinan organisasi, ada sosok yang dapat dikatakan sebagai Superman dengan kemampuan individu yang menonjol. Bahkan bisa saja semua pekerjaan diambil alih oleh Superman ini.

Tapi Superman memiliki kelemahan fatal: dia tidak bisa berada di semua tempat setiap saat.

Akibatnya, banyak hal yang tidak terselesaikan. Kalau dalam organisasi, Superman tidak mampu memberikan disposisi dan delegasi karena semua hal dikerjakan sendirian.

Hal-hal yang sangat penting, yang sehatrusnya dilakukan Superman, seperti memberi makan anak-anak yang kelaparan, menjaga agar pesawat tidak jatuh dari langit, mengatasi kekeringan, atau diskusi dengan ahli hukum ketika Daily Planet terkena sengketa, perlu orang lain karena bagaimana pun Superman hanya ada 1, tidak bisa tampil simultan atau bersamaan di banyak tempat.

            Ketika kita tidak dapat berada di semua tempat setiap saat, tidak ada kekuatan super yang cukup. Anda membutuhkan kekuatan yang berbeda. Kekuatan rakyat jika dalam konstelasi politik, kekuatan tim atau kolektif individu kalau dalam organisasi. Atau dalam organisasi adalah kemampuan untuk membuat tim dan mendelegasikan wewenang tanpa kehilangan kontrol atas kuasa kepemimpinan.

Kekuatan manajerial organisasional  adalah kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.

Ini adalah kemampuan untuk memotivasi dan memobilisasi orang-orang untuk melakukan pekerjaan hebat.  Kekuatan manajerial juga  memperluas kapasitas organisasi yang kita layani melebihi apa yang dapat dicapai kalau kita sebagai orang yang menyendiri seperti Superman di film Hollywood.

  • Kelemahan Kepemimpinan Superman 

Leader  yang memimpin seperti superman---menggunakan kekuatan supernya untuk melakukan sebanyak mungkin---mungkin tampak luar biasa di permukaan, tetapi gagal total dari sisi manajerial atau team building.

Mengapa? Mereka tidak dapat menskalakan bisnis, karena semua yang ada di dalamnya bergantung pada kehadiran pribadi mereka.  Dan ketika kita  tidak dapat menskalakan bisnis, bisnis tersebut pada akhirnya akan runtuh. 

Dengan kata lain, pemimpin seperti Superman bukanlah pemimpin sama sekali, tetapi kontributor individu yang sangat terampil yang tidak menyelesaikan sesuatu melalui orang lain, menghambat pertumbuhan organisasi mereka dan mengurangi kapasitasnya.

Yang lebih buruk lagi, pemimpin yang memimpin seperti superman akhirnya kehabisan tenaga. Ini terjadi karena --- kejutan, kejutan --- mereka bukan manusia super dengan kekuatan super.

Dokpri 
Dokpri 

Dalam sebuah Bahasa meme, mereka hanyalah manusia biasa yang mengenakan celana ketat dan jubah. Manusia biasa mana pun yang mencoba melakukan semuanya sendiri akan gagal. Itu adalah resep untuk kehancuran. 

Maka dibutuhkan Super Team, bukan Super Man. 

Dalam Bahasa meme juga, bernada ledekan, Super Man itu bahkan menggunakan celana dalam saja tidak mampu, sampai dikenakan di luar celana panjangnya. Ada-ada saja.

  • Masa Depan Organisasi 2045 

Mensitir fakta yang berkembang, pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.

Banyak ahli psikologi industry organisasi dan kepemimpinan sepakat bahwa jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa dampak buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi.

Melihat dari fakta yang akan dihadapi Indonesia tersebut bonus demografi memang tidak bisa dihindari.  Lantas bagaimana dengan ciri generasi masa depan Depan Indonesia ? Banyak literature mengatakan ciri-ciri sebagai berikut;

  • Memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif, inovatif
  • Damai dalam interaksi sosialnya, dan berkarakter yang kuat
  • Sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan
  • Berperadaban unggul

Sayangnya, keempat ciri yang banyak beredar di sosialisasi dan pelatihan untuk kesiapan generasi 2045 tersebut lupa mencantumkan adanya "generasi yang sadar kepemimpinan secara tim dan mampu melakukan transformasi untuk masa depan".

Ciri sifat yang dikemukakan dalam Generasi Emas 2045 hanya bersifat individual. Risikonya adalah pendidikan "hanya" akan mencetak para Superman, dan bukan Superteam.

Sebagaimana diurai di awal artikel ini, bahwa menuju 2045 setiap organisasi perlu melakukan kaderisasi kepemimpinan dan manajerial, dan bukan mengandalkan Super Man yang berisiko adanya banyak kelemahan sebagaimana telah dijelaskan.

Masa depan organisasi tergantung pada kesinambungan kepemimpinan, bukan sekedar tampilnya sosok Superman yang tiba-tiba menemui kesulitan karena ragam kelemahannya. 

Kita membutuhkan Super Team, guna mempercepat tercapainya visi misi organisasi. 

Apalagi bagi Dana Pensiun, di mana pembayaran Manfaat Pensiun akan terus berkelanjutan sampai yang berhak memang habis atau meninggal, diperlukan Kepemimpinan Super Team sehingga kesinambungan akan terus terjadi. (***)

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun