Masalah sederhana saja, laki-laki yang diberi pistol-pistolan, konon tidak adil karena wanita tidak diberi pistol-pistolan dan hanya boneka saja. Kalau tidak mengganggu (bahaya pistol-pistolan masuk ke dalam alat kelamin), memberi anak perempuan Pistol- Pistolan tidak menjadi masalah.
Dunia era sekarang adalah penuh dengan pilihan. Bila ada wanita memilih sebagai ibu rumah tangga saja, tanpa berkiprah di publik, tidak perlu dilecehkan dengan label ketinggalan jaman. Sebagaimana wanita yang memilih berkiprah di sektor publik. Semuanya wajar, asal menyadari identitas gendernya.
Identitas gender bukanlah diskriminasi, melainkan kesadaran terhadap adanya perbedaan alamiah antara laki-laki dan perempuan. Lunturnya kebanggaan terhadap identitas gender, menurut Jones, adalah semakin berkembangnya kehidupan lesbianisme dan homoseksual. Identitas gender ini perlu disosialisasikan pada anak semenjak dini.
Sampai saat ini,semua agama menentang homoseksual atau pun lesbianisme,sehingga pengenalan peran jenis seksual atau pendidikan gender adalah penting dan utama.
Karena hal tersebut juga bagian ibadah kita, apa pun agama kita. (Re-write, 14.12.2022/Endepe)
Referensi: Priyohadi, N.D., 2011, Mengasihi Anak Sepenuh Hati,Yogyakarta: Pustaka Rahmad dan Panduan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H