Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengenalkan Gender, Seberapa Penting untuk Anak?

14 Desember 2022   06:21 Diperbarui: 14 Desember 2022   06:27 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah sederhana saja, laki-laki yang diberi pistol-pistolan, konon tidak adil karena wanita tidak diberi pistol-pistolan dan hanya boneka saja. Kalau tidak mengganggu (bahaya pistol-pistolan masuk ke dalam alat kelamin), memberi anak perempuan Pistol- Pistolan tidak menjadi masalah.

    Dunia era sekarang adalah penuh dengan pilihan. Bila ada wanita memilih sebagai ibu rumah tangga saja, tanpa berkiprah di publik, tidak perlu dilecehkan dengan label ketinggalan jaman. Sebagaimana wanita yang memilih berkiprah di sektor publik. Semuanya wajar, asal menyadari identitas gendernya.

      Identitas gender bukanlah diskriminasi, melainkan kesadaran terhadap adanya perbedaan alamiah antara laki-laki dan perempuan. Lunturnya kebanggaan terhadap identitas gender, menurut Jones, adalah semakin berkembangnya kehidupan lesbianisme dan homoseksual. Identitas gender ini perlu disosialisasikan pada anak semenjak dini.

Sampai saat ini,semua agama menentang homoseksual atau pun lesbianisme,sehingga pengenalan peran jenis seksual atau pendidikan gender adalah penting dan utama. 

Karena hal tersebut juga bagian ibadah kita, apa pun agama kita. (Re-write, 14.12.2022/Endepe)

Referensi: Priyohadi, N.D., 2011, Mengasihi Anak Sepenuh Hati,Yogyakarta: Pustaka Rahmad dan Panduan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun