Ketergantungan anak terhadap objek lekat merupakan determinan penting bagi kepribadian sehat. Tidak hanya bagi anak, bagi orang dewasa pun kebutuhan ini merupakan pertanda pribadi sehat. Ketergantungan yang sehat, karena orang yang memiliki objek perilaku lekat, ia pun akan berusaha untuk menjadi objek lekat bagi orang lain.
Yang jadi masalah sampai usia berapa anak akan lebih dekat dengan objek lekat yang bukan ibu kandungnya?
Didasarkan adanya prinsip differences principles, tiap anak berbeda-beda prosesnya untuk "kembali" dekat dengan ibu kandung, dan bukan figur lekat pengganti ibu kandungnya.
Bila ibu kandung berusaha keras untuk kembali dekat secara emosi maupun fisik, anak akan lebih cepat kembali pada ibu kandungnya.
Bila seorang ibu mampu menanamkan satu sikap dan pengertian bagi anaknya, kenapa sibuk, kenapa jarang berada di rumah, maka perasaan kehilangan karena anak lebih dekat dengan pembantu akan bisa diminimalisasi.
Namun secara alami, seorang anak akan memiliki insting dasar untuk menuntut ibu kandungnya berada di dekatnya.
Hubungan emosi ibu-anak, secara psikologis tidak akan tergantikan oleh peran pembantu.
Agak Menyimpang
Objek lekat pembantu terjadi karena anak tidak memiliki kekuatan untuk menuntut ibu kandungnya selalu berada di dekatnya. Seandainya ia mampu, tentu anak akan menginginkan ibu berada di dekatnya selalu. Yang layak untuk dilakukan bila anak memiliki figur lekat adalah agar anak mampu membedakan, mana pembantu, mana ibunya sendiri.
Hal itu dapat terpenuhi bila ibu tetap hangat dan respek terhadap anak. walaupun kadang anak berperilaku lekat pada pembantunya.
Tak jarang, seorang ibu "merenggut' anak dari pembantunya walaupun anaknya menangis tak henti bila ia berjauhan dari pembantu. Konsekuensi logis kehidupan modern memang kadang membawa pola interaksi yang agak menyimpang dari fungsi dasarnya.