Biasanya, anak akan selalu mencari figur kelekatannya bila dalam kondisi tidak enak. Misalnya anak lapar, sakit, takut, atau anak tidak tahu di mana kelekatannya berada. Ia akan menangis, merajuk, atau bahkan tampak frustrasi.
Haditono, Monks, dan Knoors, pakar psikologi perkembangan (developmental of psychology) dari Katholieke Universiteit Nijmegen, Belanda, menyatakan bahwa anak yang kehilangan objek kelekatan bahkan akan menunjukkan beberapa kondisi sebagai berikut:
- Berkembangnya tingkah laku stereotip seperti membentur-benturkan badannya, menghisap ibu jari, atau berbaring telentang ke tanah.
- Anak menjadi apatis total.
- Ketakutan pada orang asing, atau anak tampak mudah marah dan agresif (misalnya suka membanting banting alat permainan, menghambur-hamburkan peralatan, dan lain-lain).
- Hambatan dalam perkembangan motorik (pola )gerak perilaku), kognisi (aspek kecerdasan dan intelektual) dan perkembangan verbal (bahasa).
Ibu Kandung
Objek kelekatan anak sebenarnya ibu kandungnya sendiri. Namun dengan perkembangan jaman, dan kurangnya perhatian wanita golongan tertentu yang menyepelekan profesi domestik, figur lekat digantikan oleh pengasuh, bahkan pembantu.
Hal ini disebabkan interaksi dan jalinan emosi yang lebih intensif dibandingkan interaksi dengan ibunya sendiri.
Anak yang mengalami deprivasi maternal atau keadaan kurang kasih sayang ibu, maka anak akan terdorong untuk mencari kontak dengan objek kelekatannya. Karena di dekatnya adalah pembantu, wajar kalau anak akan berproses menjadikan pembantu sebagai objek/figur lekat.
Syarat Mutlak
Kedekatan dengan objek lekat ini amat penting bagi anak. Pengembangan tingkah lekat ini merupakan syarat mutlak bagi anak untuk berkembang dan penyesuaian dirinya kelak di usia selanjutnya.
Anak yang tidak memiliki objek kelekatan, baik sosok ibu kandung maupun pembantu, ia akan terancam dan tidak memiliki keberanian untuk mengadakan eksplorasi terhadap lingkungannya. Ia akan menjadi anak yang penakut, pemalu, atau justru tumbuh dengan pribadi yang terlalu mandiri sehingga cenderung egois.