MBOK NEM LEBIH MEMBERI RASA AMAN
Asisten rumah tangga alias pembantu. bisa saja justru mencuri hati anak. Bagaimana sikap kita sebaiknya?
"HERAN, kenapa sih Dodi itu tak mau lepas dari gendongan mBok Nem. Padahal, saya ini "kan ibu kandungnya. Apa mungkin karena saya ini terlalu sibuk, sehingga Dodi lebih dekat dengan pembantu, ya?..." ujar seorang ibu yang memang cukup sibuk bekerja di kantor.
Ibu berparas cantik dan dikenal sebagai sosok wanita ramah dalam menjalin hubungan sosial di kantornya, ternyata tak berdaya ketika menghadapi anaknya sendiri.
"Kalau ada apa-apa, Dodi pasti menangisnya sama pembantu. Minta gendong, juga sama pembantu. Serba susah jadinya", ungkapnya lagi dengan nada kesal. Ada semacam kerinduan alami sebagai seorang ibu dalam ungkapan keluh kesah tersebut. Ada semacam penyesalan, mengapa anak lebih dekat dengan "Si mBok', pembantu yang di mata sang anak ternyata lebih menjamin dan memberi rasa aman.
"Padahal, saya ingin sekali dapat membelai-belai lagi kepala Dodi. Atau mengajaknya jalan-jalan sebentar Tapi, pasti pembantu harus diajak. Kalau tidak, Dodi akan terus-menerus rewel dan mudah ngambeg,"" ujarnya lagi.
Lebih Dekat
Ilustrasi kasus tersebut acap kali kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Anak-anak lebih dekat dengan pembantu daripada ibunya sendiri, Sebenarnya, seorang ibu tak perlu terlalu memusingkan bila anak terlalu dekat dengan pembantu Sebab, pada proses perkembangan psikologisnya, anak sedang mengalami tugas perkembangan (task op development) yang lazim disebut perilaku lekat (attachmene behaviour).
Perilaku lekat ditandai antara lain menangis bila objek kelekatannya pergi atau tidak ada di dekatnya. Juga ditandai dengan tingkah laku senang bila objek kelekatannya datang dan menghampirinya.
Figur Kedekatan