Meski demikian, masih akan ada pihak eksternal yang jebulnya ikut ngriwuki meskipun juga membantu; pihak pencetak buku.
Lantas, pasti kita juga minta bantuan jalur distribusi. Sebab tidak mungkin buku kita jual sendiri. Ya kalau 100-an copy masih bisa, saya pernah kewalahan memasarkan 3000 cetakan pertama buku karangan saya sendiri. Dan saya terbitkan sendiri.
Akhirnya minta bantuan pihak mitra. Dan penyakit kronis bangsa kita muncul: tidak disiplin.
Pasti harus ditagih-tagih progress penjualan, termasuk pembayaran.
Mbulet koyok ulet kalau terkait dengan uang uang dan uang. Sebagai contoh ada buku saya dijual online, si penjual ya tidak komunikasi atau koordinasi terkait uang penjualan.
Mau diproses hukum?
Walah, cape deh... uang tidak seberapa, ributnya tambah bisa lebih mahal dari uang yang hilang.
Maka, meskipun self publishing, kalau marketing masih juga mengandalkan mitra, risiko dibohongi atau bahkan ditipu, selalu ada.
Tipsnya; tumbuhkan saja mental wong sugeh pada diri kita. Mental orang kaya. Orang kaya itu lha mbok ditipu yo dibiarin, gak pengaruh, gak akan miskin, uang masih banyak. Namanya saja kaya sejak lahierr...
Namun kalau baperan, wuihhh... hobi menghitung berapa pieces buku yang laku, ngecek sana sini dan menagih uang penjualan.
Karena saya pernah melakukan itu, dan capek lahir batin, ya sekarang ta biarin saja.