Kehidupan ada miripnya dengan bisnis. Selalu ada kompetisi saling berebut konsumen atau hanya sekedar saling perang periklanan. Promosi branding dan jika tidak kompetisi maka memang lebih baik sinergi, apalagi di era pandemi ini.
Di tengah carut marut pandemi, ada kasus yang menarik untuk diungkap. Tentang Nokia. Ingat ya, ini tentang Nokia, bukan Novia. Teman saya ada yang hobinya bergunjing dan mengatakan, "Kok membahas Novia, ada apa ya..."
Sontoloyo memang... hehehe...
Lantas apa yang bisa dipelajari kepada Nokia?
Untuk membahas ini, saya secara khusus bertemu virtual dengan mitra strategic saya seorang motivator ulung.
Tuan Parlindungan Marpaung.
Saya sebelumnya juga sering bertemu dengan Tuan Parlindungan Marpaung, alumnus ITB dan Unpad yang terkenal sebagai motivator dalam banyak sesi pelatihan.
"Bagaimana Tuan, apakah yang bisa kita pelajari dari pandemi ini?" tanya saya suatu ketika.
Tuan Parlindungan tampak tersenyum.
Sambil penuh dengan yakin dan diksi yang selalu mantap, Tuan Parlin menjawab, "Tuan Nugroho, pandemi belum berakhir, namun hidup jangan pernah diakhiri, kita perlu untuk terus berusaha maju, meski terkadang ada saja yang akan menahan laju."
Saya sangat terkesan dengan pilihan kata dan kutipan-kutipan yang memang sangat bermakna.
Alhamdulillah selama ini saya banyak bermitra dengan urang Bandung tapi Batak yang Jawa ini, baik selama di Stiamak, atau di BUMN Pelabuhan.
Dan akhirnya kami larut dalam diskas tentang Nokia.
Nokia doeloe sangat dikenal dengan slogan "Teknologi yang mengerti Anda"
Desain yang futuristik dan berkelas, itulah Nokia. Di kala itu.
Itu sebelum era telepon genggam dengan platform Android.
Begitu Android datang, terbanglah beragam brand baru semisal Samsung, dan sejenisnya.
Dan Nokia seakan hilang dimakan zaman.
"Dunia kadang menang berisi menang kalah, sebagaimana kalau Tuan Nugroho ikut kompetisi sprint atau maraton, maka akan ada yang menang, atau yang tercecer atau dapat dikatakan kalah, "ungkap Tuan Parlin.
"Namun jika kita tidak ikut kompetisi, peluangnya hanya kalah, dan tidak pernah akan menang, "imbuhnya.
Sebagaimana Nokia, Siemen, Blackberry, dan sejenisnya yang dilibas platform Android.
Namun setidaknya brand tersebut sudah pernah merajai pasar telepon genggam.
"Dan memberikan pelajaran bagi kita semua, bahwa menang kalah adalah hal biasa, fokus hidup lebih bermanfaat, dan terus berkompetisi untuk tanpa henti berusaha berprestasi, "pungkas Tuan Parlindungan Marpaung yang sering dipanggil Pelindoman, karena seringnya memberikan motivasi bagi pegawai BUMN tersebut.
Beberapa saat yang lalu juga memberikan banyak pembelajaran lewat webinar terhadap mahasiswa STIAMAK Barunawati Surabaya.
Menutup perbincangan, Tuan Parlindungan mengutip sebuah ungkapan, "Jangan pernah menyerah, karena dunia memang tidak selalu ramah, namun bagi pejuang, selalu ada hari dan kesempatan untuk menang."
Jangan pernah berhenti, selagi masih ada kesempatan. Teruslah bergerak walaupun titik akhir sudah dekat.
Demikian sekilas dalam jeda saya bertemu dengan nara sumber yang memang dapat dikutip dan dijadikan referensi untuk motivasi.
Selamat berjuang untuk semuanya. (08.09.2021-Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H