Annabelle Forest baru berusia tujuh tahun ketika dia dilantik menjadi kultus seks bengkok oleh ibunya sendiri. Selama beberapa tahun berikutnya dia dicuci otak oleh pemimpin sekte itu, Colin Batley, yang mengelola harem pengikutnya dari jalan buntu yang sederhana di Kidwelly, Wales.
Batley memerintah kultus dengan kemauan keras, ideologinya yang dipelintir berdasarkan Buku Hukum Aleister Crowley, yang menginformasikan kehidupan sehari-hari mereka. Sejak usia 11 tahun, Annabelle berulang kali diperkosa oleh Batley, dan diancam akan masuk neraka jika dia membuat marah 'para dewa' dengan menolak tuntutan sakit Batley. Ibu Annabelle bergabung dalam sesi tersebut dan bahkan memfilmkannya.
Annabelle menjalani kehidupan ganda - seorang siswi di siang hari, seorang budak seks di malam hari. Itu mungkin bertahan selama bertahun-tahun seandainya dia tidak hamil pada usia 17 dengan bayi Batley.
Pada Februari 2008 dia melahirkan seorang putri, Emily, yang memberi Annabelle harapan dan alasan untuk hidup. Sekarang dia tahu dia harus melarikan diri, terutama setelah Batley memaksanya menjadi pelacur ketika Emily berusia tiga bulan.
Dia menghubungi kerabat dan menemukan keberanian untuk melaporkan Batley, ibunya dan anggota sekte lainnya ke polisi.
Pada tahun 2011 buktinya membantu menghukum Batley yang berusia 48 tahun seumur hidup atas 11 tuduhan pemerkosaan dan berbagai pelanggaran seksual lainnya. Ibu Annabelle juga dipenjara, bersama dengan dua orang lainnya dalam kasus yang kemudian dikenal sebagai 'cul-de- kultus kantung'.
Hari ini dia menjalani kehidupan yang bahagia dan menetap bersama Emily dan pasangannya, tetapi mimpi buruk masa lalunya yang rusak akan menghantuinya selamanya.
Kisah tersebut masyhur dalam buku The Devil on the Doorstep yampat best seller di tahun 2014-an di Inggris. Buku seharga 6 pounsterling atau sekitar Rp. 120 ribuan (sekarang terasa murah di tahun 2021) menarik perhatian publik karena menyingkap Sekte Penyembah Setan.
Apakah sekte ini telah mati dan tidak bergerilya mencari pengikut ?
INDONESIA 2021
Baiklah kita harus pulang ke Indonesia setelah mengintip sekte di Inggris yang mungkin semakin misterius.
Sekte sesat pemuja setan yang oleh orang Barat sebagai Anti Christ (Kontra Kristus), bergerak diam-diam ke Asia dengan sebagian bajunya adalah CoG Children of God.
Adalah Mongol, komika yang mengagetkan publik terhadap eksistensi sekte penyembah setan ini.
Kalau kita mengikuti narasi dan deskripsi dari Mongol, ada yang menarik yang dapat menggoda remaja labil untuk bergabung dengan sekte ini;
(1) Hedonisme. Sekte ini tidak mengekang kesenangan, justru menyalurkan kesenangan dari hal yang kecil sampai yang besar. Insting-insting primitif bersenang-senang disalurkan di sini tanpa takut dosa. Dosa tidak dikenal di sini karena semua adalah pengikut syetan. Setiap minggu bisa ada party yang dimaksudkan untuk mengumbar kesenangan.
(2) Rasional. Kesan rasional adalah kelompok ini tidak suka menyalah keadaan dan berpikir apa adanya. Kalau sakit mereka saling membantu biaya ke dokter. Solidaritas kelompok sangat tinggi,bahkan ketika gerakan klandestein semakin mengukuhkan setia kawan di antara pengikut.
(3) Merekrut diberi hadiah. Setiap orang yang berhasil merekrut anggota baru, diberi hadiah uang minimal per orang Rp. 500.000,-. Bayangkan jika punya 10 teman baru setiap bulan, maka dapat komisi 5 juta setiap bulan. Bagi remaja itu sangat menggoda karena sudah bersenang-senang, malahan diberi uang.
(4) Biaya dari bisnis gelap. Sebagian konon dari royalty video porno sebesar 15% dari nilai jual, sebagian dari narkoba, dan lain sebagainya. Jadi aset dan likuiditas sangat tinggi, uang sangat banyak.
Lantas, masih berdasarkan cerita Mongol, kesadaran Mongol timbul ketika membaca sebuah stiker di markas sekte yang berbunyi "Jangan berharap masuk surga, rumah kita di neraka".
Seketika sadarlah Mongol untuk bertobat. Kira-kira demikian silakan diikuti kisah-kisah dalam lampiran video youtube dalam artikel ini.
MASUK KE LEMBAGA AGAMA?
Bukan tidak mungkin saat ini ide-ide sekte setan ini sudah merasuk ke lembaga agama. Atau orang yang dikesankan beragama. Kita bisa lihat ada sebagian orang menjadikan agama sebagai objek bercanda.
Sebagian menjadikan frasa-frasa dalam beragama hanya untuk bercanda.
Walhasil dikesankan bahwa agama isinya hanya main-main saja.
Kalau di sekte pemuja setan di Barat, sangat jelas mereka memang mengatakan sebagai Anti Christ.
Namun kalau di Indonesia, bisa jadi ia masuk ke lembaga semua agama yang sampai tidak dikenali apakah seorang tokoh publik itu bicara agama dalam konteks benar, atau hanya bercanda.
Maka bagi petinggi agama yang kredibel, agar menjaga umatnya dari godaan setan yang terkutuk itu.
Dan jika kilas balik, pejuang lewat lagu Rhoma Irama sudah pernah mengingatkan bahaya miras, judi, dan kemaksiatan lain dengan syair yang menyentak: kenapa kenapa... yang enak-enak itu dilarang?
Tersebab memang dunia ini hanya mimpi kata Gus Baha.
Kalau manusia mati nantinya, baru hijab akan terbuka bahwa kenyataannya neraka dan sorga itu ada.
Sebagian orang tidak percaya surga dan neraka ada, namun ia pun tidak bisa mengendalikan nyawanya sendiri ketika terbang keluar dari tubuhnya.
Seorang filsuf bertanya : nyawamu keluar dari tubuhmu, itu tubuhmu.... yang keluar itu nyawamu... lha kamu sendiri yang mana?
(9.7.2021-Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H