Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Kasasi Bebas Korupsi adalah Bebas Murni?

9 Juli 2021   08:18 Diperbarui: 9 Juli 2021   08:28 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum bisa membingungkan (inc.com)

Mari kita sejenak belajar hukum kembali. Pemahaman sepintas syukur-syukur mendalam setidaknya akan memudahkan awam memahami logika hukum seperti apa sehingga ada terdakwa vonis bebas namun mengapa masih harus membayar ganti rugi kepada negara.

Kok bisa?

Mari kita bahas sedikit sedikit. 

Salah satu unsur dalam tindak pidana korupsi di dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 tahun1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah adanya kerugian keuangan negara/perekonomian negara yang dilakukan secara melawan hukum. 

Kerugian negara dapat terjadi karena pelanggaran hukum atau kelalaian pejabat negara atau pegawai negeri bukan bendahara dalam rangka pelaksanaan kewenangan administratif atau oleh bendahara dalam rangka pelaksanaan kewenangan kebendaharaan.

Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit social) yang sangat berbahaya merugikan dan merusak sendi-sendi ekonomi, bahkan dapat dikatakan  mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 

Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar. Perampasan dan pengurasan keuangan negara yang demikian terjadi hampir di seluruh wilayah dan menyebar hingga ke daerahdaerah seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah.

Atas nama otonomi daerah, sempat terjadi banyak kasus yang akhirnya masuk dalam ranah pidana korupsi.

Sebagian bupati walikota gubernur bahkan sudah masuk ke bui.

Lantas bagaiamana jika ada vonis bebas karena memang tidak terbukti melakukan tindak pidana korupsi?

Di sinilah tantangannya. Sama dengan meneliti skripsi thesis disertasi, ada hipotesis jebulnya tidak terbukti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun