Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengapa Ustadz Yusuf Mansur Borong Saham, Pertanda Apa?

26 Juni 2021   18:35 Diperbarui: 26 Juni 2021   19:00 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artinya kalau saham di korporasi dengan unit usaha halal, maka dapat dipastikan sahamnya halal.

Namun kalau korporasinya punya unit usaha haram, misalnya bisnis riba, bisnis minuman beralkohol, atau bahkan bisnis kasino judi, maka ya pasti haram.

Selain itu hukum bisa berubah menjadi haram kalau proses membelinya penuh konflik yang malah bikin madhorot atau bahaya atau keburukan.


Misalnya uang belanja dibelikan saham, berarti jatah makan keluarga akan berkurang.

Bisa berisiko bertengkar dengan istri atau bahkan tetangga kalau akhirnya makannya ngutang. 

Aksi borong saham oleh pak ustadz tadi, idealnya dibarengi dengan sosialisasi tanpa henti terhadap prospek saham di pasar Indonesia. Beberapa aksi jual dari investor asing, sejatinya agak menghawatirkan terkait bagaimana masa depan pasar kita. 

Ini perspektif awam.

Tersebab media media sosial juga mulai banyak menghembuskan risiko lain dari pandemi yang menghancurkan sendi-sendi ekonomi dunia.

Semoga aksi borong saham pak ustadz berdampak positif untuk ekonomi rakyat.

Caranya bagaimana biar rakyat ikut mendapatkan dampak positif, itu yang saya belum tahu bagaimana caranya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun