Dari cerita tradisional mengatakan bahwa sekitar tahun 589 SM, Siddhartha Gautama, seorang pangeran muda yang melihat penderitaan dari dunia dan ingin mengakhirinya, mencapai pinggir sungai Phalgu yang berhutan, dekat kota Gaya, India.
Di sana dia duduk bermeditasi di bawah pohon yang memiliki nama latin Ficus religiosa, yang kemudian dikenal sebagai pohon Bodhi.
Menurut referensi dari kitab Buddhis, meditasi dilakukan cukup lama jika dikaitkan dengan puasa tanpa henti, namun relatif pendek jika dikaitkan dengan pencapaian pencerahannya.
Yakni setelah tiga hari tiga malam, Siddharta mencapai pencerahan dan jawaban yang telah dicarinya. Proses pencarian itu misalnya tentang arti penderitaan, bagaimana manusia dapat lepas dari derita, dan apa yang perlu dilakukan manusia agar manusia lain juga terbebas dari samsara atau derita.
Di lokasi itu, Wihara Mahabodhi dibangun oleh Kaisar Asoka pada sekitar tahun 260 SM, atau 329 tahun setelah Budha mendapatkan pencerahan.
Di tempat ini pula terdapat satu pohon yang merupakan turunan dari Pohon Bodhi di mana Buddha mencapai pencerahan.
(2) Lumbini: tempat kelahiran Buddha Gautama (di Nepal)
Kuil Mayadevi adalah situs paling suci di Taman Lumbini di mana para arkeolog telah mengidentifikasi tempat yang tepat di mana Sang Buddha dilahirkan. Prasasti di Pilar Asoka di dekatnya juga menyebut tempat itu sebagai tempat kelahirannya. Dikatakan bahwa Pangeran Siddhartha yang baru lahir (kemudian menjadi Buddha) mengambil tujuh langkah pertamanya dan menyampaikan pesan perdamaiannya kepada umat manusia di sini.
Kelahiran itu terjadi di hutan Sal yang indah, yang sekarang menjadi titik fokus Taman Lumbini. Mayadevi, Ratu Shakya Raja Suddhodhana dari Kapilvastu, saat melewati Taman Lumbini, pada hari Baishakha Purnima (bulan purnama Mei 623 SM) mandi di Telaga Suci Pushkarini dan segera setelah melahirkan Pangeran Siddhartha.
Secara geografis Nepal berdekatan dengan India sehingga masuk akal meskipun Sang Budha lahir di Nepal, namun besar tumbuh dan berdakwah di India.