Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah? (Lihat Quran Surat An Nahl : 72.
Maka saya selalu bersyukur atas kehidupan ini, lebih tepat lagi adalah belajar untuk selalu bersyukur atas semua yang saya terima ini. Termasuk jodoh yang baik, anak yang baik, rezeki yang baik.
Kata Pak Ngadimin lagi, bahwa Meski terasa gengsi bagi sebagian orang, tetapi sebenarnya tidak ada yang salah dengan perjodohan. Gengsi mungkin hanya sebentar, tetapi bayangkan bila akhirnya benar-benar sampai ke pelaminan! Bahagianya tentu tak terkira.
Jangan salah kira hasil perjodohan itu kelasnya remeh temeh, wow.. ini kelasnya Wakil Gubernur di Jatim itu juga konon dijodohin, yang satunya cantik bintang sinetron ketika itu, yang laki ganteng terpelajar dan sekarang jadi wakil gubernur.
Lho... dahsyat kan.... itu konon kisah Mas Wagub Emerik Dardak yang cukup dinamis. Lihat kisahnya langsung di sini ya....Arumi Backsin dan Mas Wagub
Memang betul Pak Ngadimin, banyak orang yang dijodohken oleh manusia juga bahagia sebagaimana orang yang berkeluarga karena dijodohin dari Hyang di Atas. Nyang penting setelah menikah, saling bersyukur, terus saling mencintai, dan fokus ngibadah kepada Hyang Maha Kuwasa.
Kerja dan breaktivitas demi ngibadah, sama halnya berbahagia bersama istri anak dan keluarga juga dalam rangka ngibadah.
Ideal ya? Namun bisa diujudkan... nyatanya banyak yang bahagia dengan orientasi ngibadah ini.
Nah, ada juga keluarga pesantren yang dijodohken dan bahagia juga. Jangan dikira kalau santri itu ndeso ya... ini juga ganteng dan cantik, yakni Gus Kautsar. Gus Kautsar ini salah satu kader muda Nahdatul Ulama Jawa Timur yang sekarang mengasuh pondok pesantren di Kediri, Jatim. Sering tampil bersama Gus Baha dari Rembang, dan Gus Ali dari Sidoarjo.
Kalau keluarga Nadhiliyin dijamin pasti kenal lah.. khususnya di Jawa Timur dan sekitarnya. Nasional juga dikenal karena seirng memberikan tausyiah dan kajian.
Saya dengar dulu proses menikahnya juga simpel, sang abah melihat putranya kelihatan suka dengan lawan jenis, sudah akil baligh, maka dipanggil dan segera dinikahkan.