Waduhhhh................... anak cerdas........... sudah makan dulu nanti Ibu jawab....kira-kira begitu akan sedikit meredakan penasaran anak.
(3) Mengapa Tuhan dekat tapi tidak terlihat?
Wah, ini semakin merepotkan. Tidak hanya bagi guru homeschooling, namun juga guru formal yang mengajar anak-anak tentang "konsep" Tuhan, agama, dan lain sebagainya.
Saya masih ingat ada guru TK Islam yang ditanya demikian, Lantas ia berkata, "Nah, coba lihat ini", sambil menunjukkan tutup gelas.
Maka anak menjawab bahwa itu adalah tutup gelas. Lantas didekatkan sampai menempel di mata si anak. Lantas anak ditanya, apa yang kaulihat?
Gelap. Tutup gelas tidak terlihat.
Nah, demikian Nak.... tutup gelas itu dekat tapi saking dekatnya maka malahan tidak terlihat. Seperti Tuhan, begitu dekatnya sampai kita juga tidak bisa melihatNya.
Anak gantian yang tercenung. Dan kembali bermain-main, lupa pada pertanyaannya.
Begitulah sebagian kisah dari Bu Sunarsih yang bercerita tentang dinamika homeschooling dan menghadapi anak-anak yang cerdas dengan banyak pertanyaan kreatif. Zoom meeting yang tadinya hanya akan diisi dengan reunian, kangen-kangenan virtual, justru ada diskusi yang serius mengenai homeschooling dan kondisi anak-anak zaman sekarang.
Sejatinya di sini peran ahli psikologi untuk menggencarkan konsepsi Teori Kognitif Piaget untuk mengetahui perkembangan kognitif anak.