Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bu Sunarsih, Ibu Guru yang Mengubah Matematika Menjadi Cinta

23 Mei 2021   09:50 Diperbarui: 23 Mei 2021   10:05 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana mengucapkan terima kasih kepada orang yang sudah lama tidak berjumpa padahal beliau sangat berjasa dalam kehidupan kita? 

Sekarang kami mengerti bahwa dengan menyebut kebaikan itu, adalah salah satu cara kami mengekspresikan ucapan penuh terima kasih atas jasa yang pernah beliau berikan dan kreasikan. Sebagaimana peran yang pernah dilakukan oleh Ibu Sunarsih, SPd., kadang saya keliru menyebutnya dengan Ibu Sri Sunarsih, pamong guru sewaktu kami di SMP yang menjadi idola siswa karena pendekatan yang berbeda kepada siswa.

Mata pelajaran yang diampu adalah matematika. Dapat dibayangkan bagaimana hantu matematika ketika itu: sinus cosinus tangen co tangen, tabel sinus, faktor persekutuan terbesar FPB, faktor kelipatan terkecil FKK, dan lain sebagainya. Anak-anak desa seperti saya sampai gemeteran kalau mendapati pelajaran ini.

Hingga datanglah guru baru, ketika itu, Ibu Sunarsih. Beliau ceria dalam membawakan materi matematika, dan sering mendekati siswa kalau terlihat siswa mengalami kesulitan manakala latihan soal. Bahkan, beberapa siswa diberi pinjaman buku matematika untuk dipelajari di rumah. Saya malah menduga, sebenarnya siswa tersebut dibelikan buku oleh Bu Sunarsih, karena buku akhirnya belum tentu dikembalikan. 

Saya sendiri senang mendapatkan perhatian dari Bu Sunarsih, karena tiap bertanya diberi jawaban yang melagakan. Kadang ada guru yang justru marah kalau diberi pertanyaan. Berbeda dengan Bu Sunarsih ini. Beliau dengan sabar dan tekun mendampingi siswa siswi untuk mau mencintai matematika, pelajaran yang sering jadi momok dan hantu di kelas.

Selalu menyenangkan kalau ingat diajar oleh Bu Sunarsih. Saya masih ingat, bagaimana beliau memotivasi siswa dengan mengatakan peta nilai matematika di provinsi DIY ketika itu.

"Anak-anak, jangan khawatir kalau nilai matematika kalian semester lalu ada yang kurang baik, karena saat ini hampir semua siswa di wilayah provinsi DIY sedang turun, kita masih berada di klaster terbaik nomor 2 di DIY, sehingga meski nilai ada yang kurang baik, itu sebenarnya karena tingkat kesulitan soal memang sedang tinggi...", demikian yang masih saya ingat.

Well... saya masih berusia 14 tahun ketika itu. Saya masih suka memburu rangking kelas yang kok ya gak sampai-sampai hehehe...

Dan nilai matematika saya bukan terbilang tinggi. Kalah dengan bintang kelas yang memang cerdas-cerdas. 

Namun dengan informasi mapping tersebut, semangat saya terlecut. Setidaknya saya tidak ketakutan kalau pas pelajaran matematika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun