Maka disebut Hari Kemenangan karena Iedul Fitri simbolisasi hari di mana manusia lulus uji minimal selama 30 hari di bulan Ramadhan dengan melewati masa berpuasa baik lahir batin moral maupun spiritual.
(2) Pahala puasa tetap menjadi rahasia
Sebagaimana dalam Hadist Qudsi di kutipan, bahwa puasa adalah ibadah yang sangat rahasia. Semua orang dapat mengaku berpuasa, namun hanya dirinya dan Allah yang mengetahui apakah benar berpuasa, atau diam-diam batal puasa karena tidak kuat lapar tidak kuat dahaga atau tidak kuat menahan diri dari hal yang merusak pahala puasa.
Kemenangan sejati pastinya dimiliki bagi orang yang berpuasa utuh bersih karena Allah semata, namun ini tetap sulit untuk diidentifikasi. Allah sendiri juga menjamin bagi yang benar berpuasa, pahala akan diberikan secara langsung.
Kemenangan di Iedul Fitri sejatinya sebuah selebrasi sebagai tanda bahwa ujian formal puasa Ramadhan telah usai, dan akan terus berlanjut setelah Iedul Fitri dengan terus berusaha meningkatkan derajat takwa.
Sebagaimana pernah diriwayatkan;
"Sungguh celaka seorang yang berjumpa dengan bulan Ramadhan, kemudian Ramadhan itu berakhir dalam keadaan Allah Subhanahu wa Ta'ala belum mengampuni dosa-dosanya." (HR. Tirmidzi)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah manusia paling dermawan dalam kebaikan, dan beliau paling dermawan pada bulan Ramadhan. Malaikat Jibril menemui beliau setiap malam di bulan Ramadhan hingga Ramadhan berakhir.
Maka bagi orang yang berntung mendapatkan kemenangan sejati adalah mereka yang mampu melewati Ramadhan dengan penuh suka cita berpuasa, mendapatkan ampunan atas dosa, dan terus meningkat kualiats imannya setelah Ramadhan.