Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Usia 55 Tahun dengan Wajah Bayi untuk Apa?

11 Mei 2021   23:45 Diperbarui: 11 Mei 2021   23:51 5745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: bahasbisnis.com

Ada iklan yang selalu muncul di bagian dari Kompasiana ini. Judulnya provokatif namun cenderung membodohi pembaca yakni Usia 55 Tahun dengan wajah bayi dia lakukan ini sebelum tidur. Ujung-ujungnya jualan produk dan mungkin dimaksudkan seperti oat awet muda atau awet bayi. Pertanyaannya, iklan itu untuk sekedar jualan atau ada maksud tertentu?

Sebab, jika memang ada nenek-nenek berusia 55 tahun dengan wajah bayi, berarti intelegensinya kayak bayi juga? Atau seakan-akan masih merengek-rengek balita atau bahkan bisa ngompol dengan pampers?

Iklan yang membodohi. Mungkin lain kisahnya jika usia 55 tahun dengan kulit kenceng kayak bayi. Tapi ya buat apa nenek-nenek mau punya kulit kayak bayi? Tidak ada gunanya..... 

Apalagi ada iklan lain, seorang laki-laki terkejut melihat calon istrinya ternyata berusia 55  tahun padahal wajah seperti remaja.

Ya terkejut dunk, lhawong kalau lelaki menikahi wanita ya untuk berkeluarga punya anak bertumbuh kembang dan seterusnya.

Ada lagi yang lebih sadis dan ekstreem menjengkelkan: "Pada 3 Desember 2020 lalu, kejadian lucu terjadi di Jakarta. Saat mendaftarkan pernikahan, seorang pengantin pria muda untuk pertama kalinya melihat paspor calon istrinya dan menimbulkan kehebohan. Ternyata wanita itu tahun ini berusia 64 tahun. Vina sepanjang tahun ini menyembunyikan usianya dan berkata kepada Dirga bahwa dia baru berusia 29 tahun. Wajah dan fisik wanita itu benar-benar terlihat sangat muda dan pria itu bahkan tidak menyadari bahwa sang wanita berumur 2 kali lipat usianya."

Lha iya lah menikahi wanita usia 64 tahun? 

Apalagi si wanita mengaku berusia 29 tahun. Bukankah itu kebohongan yang teramat nyata?

Sedangkan kalau wanita yang terlihat tua ketimbang usianya, atau kebalikannya terlihat lebih muda, semua tergantung dari sosialita dan tuntutan sosial di sekitarnya.  Demikian juga terkait peran sosial karena punya komunitas yang berbeda. 


EFEK BUDAYA BERBOHONG 

Beginilah kalau kita sering berhadapan dengan budaya bohong, iklan pun dramatis dan bisa berbohong. AKhirnya pembaca jadi bodoh atau semakin bodoh. Sebab logika tidak sampai namun iklan advertorial seakan itu benar terjadi.

"PRIA BERUSIA 32 TAHUN, DIRGA, LANGSUNG KABUR DARI PENDAFTARAN PERNIKAHAN KETIKA MELIHAT PASPOR CALON ISTRINYA. TERNYATA GADIS MUDA DAN MENARIK ITU BERUSIA 64 TAHUN."

Seharusnya lebih dramatis lagi kalau "laki-laki lari tunggang langgang bagaikan dikejar arwah gentayangan sampai lupa kalau mungkin paspornya salah cetak".

Tambah tidak masuk akal.


Saya sarankan tidak usah melanjutkan membaca artikel model begituan daripada akhirnya kena tipu begituan.

Kehidupan sebagian menjadi tidak masuk akal dan ada orang yang suka menyebar pewartaan sekedar heboh ujungnya menjual produk yang dijamin malah membuat konsumen antipati. (11/05/2021/Endepe) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun