Saya sampai berpikir, ini mau dibawa kemanaaaa.. Rasanya seperti dibawa ke lokasi eksekusi mafia atau drug dealer..
Jangan dibayangkan kami ke site project dengan mobil 4x4, hanya naik mobil Toyota yg mirip Peugot 306 (saya tidak tau Toyota tipe apa).. Site projectnya pun jangan dibayangkan banyak peralatan pembangunan, mesin, dan lampu.. Hanya sebuah tempat gelap yang diterangi lampu dari handphone..
Sesampainya di lokasi, saya cukup surprise, ada sekitar 5-6 orang yang bekerja menumpuk batu hingga jadi sebuah tembok setinggi 50cm.. Peralatan mereka? Cm tangan dan senter dr hp yg digenggam pakai mulut... Luwarrbiasaahhh...
Saya seperti berada dalam film dokumentari Nat Geo..
Sohail membagikan snack dan minuman dingin yang dibeli sebelum ke site lokasi.. Mereka beristirahat, sambil merokok dan ngobrol2.. Sohail kemudian semacam membriefing mereka dalam bahasa Urdu..
Saya menjauh dari mereka, sambil menikmati suasana...
Ditengah lembah yang dikelilingi pegunungan, saya membayangkan bagaimana pedagang zaman dulu melewati jalur ini, berjuang menghadapi dingin dan ganasnya alam.."
***
Begitulah update terkini dari Gilgit Pakistan, 16 April 2021. Lantas bagaimana sejarah Gilgit dahulu kala?
Gilgit diperintah selama berabad-abad oleh Dinasti Trakhn setempat, yang berakhir sekitar tahun 1810 dengan kematian Raja Abas, Raja Trakhn terakhir. Penguasa Hunza dan Nager juga mengklaim berasal dari dinasti Trakhn. Mereka mengklaim keturunan dari Pangeran Kayani dari Persia yang heroik, Azur Jamshid (juga dikenal sebagai Shamsher), yang diam-diam menikahi putri raja Shri Badat.
Dia bersekongkol dengannya untuk menggulingkan ayahnya yang kanibal. Keyakinan Sri Badat diteorikan sebagai Hindu oleh beberapa [22] [23] dan Buddha oleh beberapa orang. Namun, mengingat warisan Buddha di kawasan itu, dengan pengaruh terbaru adalah Islam, pengaruh yang paling mungkin terjadi di kawasan itu adalah agama Buddha.