Periode 1855 - 1956 Kanal Suez dipimpin oleh Presiden Perusaan (frasanya adalah Suez Company).
Sedangkan sejak 1956 sampai dengan sekarang, dipimpin oleh Chairman atau Ketua Otoritas Suez yang saat ini dipegang oleh Jenderal/Laksanama/Admiral Osama Mounir Rabie (12 Aug. 2019 - sekarang).
DAPATKAH MENGELOLA SELAT MALAKA SEPERTI TERUSAN SUEZ?
Stiamak Barunawati Surabaya menggelar diskusi terbatas (14/4/2021) antara dosen, mahasiswa dan pemangku kepentingan secara daring. Topiknya unik menarik, dapatkah kita "mengeblok" Selat Malaka dan dikelola bersama antara Malaysia, Singapura, dan Indonesia?
Selama ini layanan komersial yang diberikan di Selat Malaka adalah pemanduan (pilotage) yang dikelola bersama oleh 3 negara. Namun untuk pengelolaan yang lain, masih belum diatur misalnya terkait tug boat jika terjadi sesuatu di jalur navigasi.
Inti diskusi mahasiswa dan dosen adalah berusaha menjawab pertanyaan apakah Selat Malaka dapat dikelola seperti Kanal Suez?
Nah, resumenya adalah Suez memiliki sejarah perang, apakah Malaka juga perlu perang dulu sampai bisa memutuskan siapa paling berhak mengelola Selat Malaka?
Sebenarnya, yang paling berhak adalah: Indonesia.
Cuma, apakah negara kita cukup digjaya untuk mengakuisisi tata kelola Selat Malaka? Sementara itu, ada proyek baru bernama Kanal Kra, di selatan Thailand. (Kra Canal Thailand)
Y aya ya ya ............. negara kita pernah berjaya jaman Sriwijaya, Majapahit, Mataram sebagai Negara Maritim.
Namun masih diperlukan perjuangan keras menuju kejayaan yang lebih unggul dan kekinian. Sejarah panjang tata kelola Kanal Suez masih perlu kita pelajari dengan seksama, dan dari fakta sejarah bahwa ternyata era kolonialisme di negara kita konon karena Terusan Suez ketika itu dikuasai Ottoman Turki sehingga kapal-kapal Eropa saling menyebar pating plencar mencari sumber ermpah-rempah di Asia tanpa lewat Kanal Suez.