Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Amuk Jin Monster Pasir Terusan Suez Maret 2021

27 Maret 2021   13:43 Diperbarui: 27 Maret 2021   20:41 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kita pernah atau suka menonton serial Spiderman, dari edisi asli, edisi revisi, edisi kartun, sampai edisi berkerumunan dengan Hulk Superhero dan lain sebagainya, pasti tidak lupa dengan sosok Monster Pasir. Sandman, alias manusia pasir, kalau di dunia pergoiban di negara +62 ya dikenal sebagai Jin Pasir, dikenal sebagai musuh yang tidak kenal mati. Sebab, begitu ditinju oleh SPiderman, maka pasir akan semburat dan kelak dapat berkumpul kembali. Jadi makhluk biasa layaknya manusia. Lantas, jika diperlukan, maka ia akan menjadi monster pasir lagi yang lalu lalang menghantui dan menyerang Spiderman.

Itu hanya fiksi. Lha ini, bulan Maret 2021, pasukan monster jin pasir yang berwujud badai pasir, menghempaskan sebuah kapal petikemas raksasa yang melintas di Terusan Suez

BADAI PASIR MENGHEMPASKAN 

Traffic jam alias kemacetan, kalau di jalan raya paling hanya berdampak pada ribuan bunyi klakson, atau pisuhan, atau kepasrahan para pengendara mobil. Lha ini, kemacetan di Terusan Suez, Mesir, membuat dunia rugi 400 juta dollar AS (Rp 5,6 triliun) per jam untuk barang yang tertunda menurut perkiraan Lloyd's List. Sebagian orang malah mencatat, kerugian per day alias per harinya, tidak kurang dari 60 trilyun akibat barang atau cargo dalam kontainer, tidak dapat segera tiba di tujuan. Kerugian itu mencakup fuel consumption akibat kapal menderu di samudera menunggu antrian di terusan, denda keterlambatan alias demurrage atas kedatangan kapal/cargo di pelabuhan tujuan, biaya labuh atau biaya parkir di perairan, biaya kru yang juga menjadi lama dalam pelayaran, dan lain sebagainya. 

Kemacetan di Terusan Suez tersebut dipicu oleh kapal kargo berukuran besar, Ever Given, yang tersangkut di kanal yang membelah Mesir dan Timur Tengah dan menjadi perlintasan tersibuk di dunia  tersebut. Kapal tersebut telah tersangkut dihempaskan badai pasir, di salah satu rute perdagangan paling penting di dunia itu sejak Selasa (23/3/201). Sebagaimana diketahui, kanal atau terusan Suez tersebut menyediakan rute pelayaran yang penting yang menghubungkan Eropa ke Asia atau sebaliknya sebagaimana dilansir Business Insider, Jumat (24/3/2021).

UPAYA TELAH DILAKUKAN 

Media amerika USAToday.com edisi terkini (27/3/2021) mewartakan bahwa kru pengeruk dengan teknologi dredging canggih, telah berusaha memindahkan pasir dalam jumlah besar untuk membebaskan kapal kontainer berukuran pencakar langit yang terjebak di Terusan Suez, salah satu rute pengiriman tersibuk di dunia. Upaya untuk mengapung kembali kapal pada hari Jumat gagal, lapor Bernhard Schulte Shipmanagement, perusahaan yang mengelola kapal. CNN mengatakan perusahaan akan membawa lebih banyak peralatan dan Angkatan Laut AS berencana untuk membantu akhir pekan ini. Artinya bahwa posisi Sabtu, 27 MAret 2021 pukul 13.20 saat artikel ini dibuat, kondisi di Suez masih sangat mengerikan.

Ngeri, karena sebuah kanal atau terusan, dipalangi oleh kapal yang mega raksasa, dan tidak bergerak bahkan oleh teknologi dredging terkini sekalipun. Sebagaimana dirilis banyak media, kapal kontainer Ever Given setinggi 1.312 kaki, 200.000 metrik ton - hampir seperempat mil - menciptakan mimpi buruk bagi pengirim dan menangkap imajinasi publik ketika memblokir kanal pada hari Selasa dan menyebabkan kemacetan lalu lintas lebih dari 200 kapal pada hari Jumat minggu ini.

Upaya-upaya terus dilakukan, namun belum berhasil hingga saat ini.

Kapal melintang di Terusan Suez (tampilan dari usatoday.com) 
Kapal melintang di Terusan Suez (tampilan dari usatoday.com) 

PEMBELAJARAN 

Lantas pembelajaran apa yang dapat dipetik dari kejadian ini? Saya mencatat setidaknya ada 3 hal, yakni;

(1) Natural disaster atau gangguan alam, ternyata pada situasi tertentu belum dapat diatasi oleh manusia dengan sangat cepat. 

Teknolgi dredging telah dimiliki, namun hempasan badai pasir ternyata masih jauh di atas kemampuan nautikal para crew kapal, sehingga kapal terhempas melintang menutup kanal. Indonesia perlu belajar, karena di beberapa situasi kapal tidak dihempas oleh badai pasir, melainkan sedimentasi pasir di alur pelayaran. Artinya teknologi dredging masih sangat diperlukan dan disosialisasikan bagi pemda-pemda yang banyak punya alur pelayaran khususnya di sungai-sungai besar, misalnya di Kalimantan.


(2) Ketersediaan tug boat bagi pemangku kepentingan. 

Setidaknya delapan kapal tunda telah dibawa untuk reposisi dan mengapung kembali kapal. Musibah kapal Ever Given yang akhirnya diplesetkan dengan kata Never Given, melibatkan proses pembebasan dengan 8 kapal tunda (tugboat) berdaya kuat dan besar. Pihak berwenang tidak setuju tentang berapa lama kanal akan diblokir. Pemilik kapal, Shoei Kisen, mengatakan tujuannya adalah membebaskan kapal pada malam 27 Maret. Artinya malam nanti, adalah target dari pembebasan kandasnya kapal Ever Given dari terusan Suez. Seorang penasihat kepresidenan Mesir mengatakan kepada Agence France Presse pada 26 Maret bahwa lalu lintas akan dilanjutkan dalam 48 hingga 72 jam. Namun, CEO perusahaan pengerukan mengatakan operasi itu bisa memakan waktu berminggu-minggu. 

Dengan demikian, ada risiko lain bahwa traffict lewat Terusan Suez tetap masih akan terkendala, namun dengan diupayakannya tug boat diharapkan masalah akan terurai.


(3) Jaminan asuransi dan sinergi lintas instansi lintas negara. 

Dipastikan para ahli hukum asuransi akan dibuat sibuk dengan kejadian ini. Pengalaman saya (endepe) dalam mengurus asuransi kecelakaan di laut, sepanjang dokumen lengkap maka proses klaim akan berjalan sangat cepat. Berbeda dengan perusahaan asuransi kita yang - sebagian lho - suka njlimet dna mbulet yang ujungnya klaim tidak bisa penuh, kalau asuransi laut prosesnya akan dibantu oleh semua pemangku kepentingan sheingga klaim akan lebih cepat dari kejadian. Negara kita khususnya perusahaan asuransi perlu meniru komitmen tinggi dari asuransi laut, ketika saya mengurus sampai ke P&I Club yang berpusat di London, bahkan klaim sudah dibayarkan terdahulu oleh pihak kapal yang bermasalah, sambil jalan menunggu turunya klaim dari Asuransi di Pusat.

STIAMAK BArunawati Surabaya juga banyak mengkaji masalah bisnis pelabuhan dan klaim asuransi di laut, dan saya sendiri pernah mengurus klaim ini dengan pembelajaran yang sangat baik dari sisi kemampuan lwayer memahami klausul di kontrak asuransi, komitmen tinggi dari selusuh pemangku kepentingan, dan data yang lengkap dari semua pihak sehingga isian form dapat dilengkapi dengan cepat tepat dan akurat. 

Semoga masalah di Suez ini segera terseleseikan, dan antrian kapal akan segera terurai serta biaya kerugian akan segera dapat diminimalisasi. (27.03.2021/Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun