Siapakah pegiat literasi di jaman dahulu/Ketika orang masih sibuk mencari hidup/ dan kekuasaan/ untuk berjaya dalam kehidupan/
Adalah seorang pangeran/ hidup dalam garis keturunan/ mematuhi paugeran, aturan yang ditetapkan/ hingga suatu ketika/
ada nurani yang terusik/ hak kehormatan sebagai manusia diinjak/ oleh kelompok orang yang ingin dominan/ dan abadi dalam kekuasaan/
maka terjadilah perjuangan/ 1825 1830 / perjuangan seorang pangeran/ Diponegoro/
perang yang meluluhlantakkan logistik kolonial/ memeras otak kaum penjajah/ untuk terus berpikir bertindak/ bagaimana agar tidak terkalahkan/
dilakukanlah siasat/ strategi/ mengejar sang pangeran/ ke setiap sudut pangeran bergerilya/ dari satu wilayah/ ke wilayah yang lain/
hingga tiba masanya/ sebuah perundingan dirancang/ sebagai upaya mendatangkan sang pangeran ke markas kolonial/ di magelang ketika itu/
kisah dituliskan dengan tinta/ sang pangeran dirangket, ditangkap, dilucuti semua atribut kekuasaannya/
maka dimulailah sebuah perjalanan/ sang pangeran bersama keluarga yang diikutsertakan/ mengarungi kehidupan baru/ sebagai narapidana/
namun wawasan intelektual sang pangeran/ daya linuwih literasi yang kaya inspirasi/ pangeran menuliskannya/ dalam sebuah babad/ tembang/
yang berkisah tentang perjalanan hidup/ kisah di antara itu/ intrik konflik/ dan dugaan-dugaan/ fakta yang melingkupi/hidupdi sekitar pangeran/
lahirlah karya monumental/ Babad Diponegoro/
karya intelektual anak bangsa/ yang setara dengan Gubernur Jenderal Raffles yang menuliskan Sejarah Jawa/ the history of java/
sedangkan karya sang pangeran/ lebih otentik karena dituliskan berdasarkan kenyataan/ yang dihadapinya sendiri/
tentang arti perjuangan/ kesetiaan./ risiko adanya pengkhianatan/ dan ketabahan/ dan takdir yang harus dijalani/
Babad Diponegoro adalah naskah kuno yang berisi kisah hidup/titi laku atas pribadi keluarga rakyat kepemimpinan perjuangan/
Pangeran Diponegoro yang hidup pada tahun 1785-1855./ Naskah itu ditulis sendiri oleh Diponegoro / dengan hati lara namun kemampuan daya linuwih intelektual sang pangeran/ ketika ia diasingkan Belanda ke Sulawesi Utara pada tahun 1831/ yang akhirnya dimakamkan di makasar/
Babad Diponegoro/ ................................. (27.02.2021/Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H