Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perjalanan Intelektual Literasi Nusantara

27 Februari 2021   04:35 Diperbarui: 27 Februari 2021   05:04 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapakah pegiat literasi di jaman dahulu/Ketika orang masih sibuk mencari hidup/ dan kekuasaan/ untuk berjaya dalam kehidupan/

Adalah seorang pangeran/ hidup dalam garis keturunan/ mematuhi paugeran, aturan yang ditetapkan/ hingga suatu ketika/ 

ada nurani yang terusik/ hak kehormatan sebagai manusia diinjak/ oleh kelompok orang yang ingin dominan/ dan abadi dalam kekuasaan/

maka terjadilah perjuangan/ 1825 1830 / perjuangan seorang pangeran/ Diponegoro/ 

perang yang meluluhlantakkan logistik kolonial/ memeras otak kaum penjajah/ untuk terus berpikir bertindak/ bagaimana agar tidak terkalahkan/

dilakukanlah siasat/ strategi/ mengejar sang pangeran/ ke setiap sudut pangeran bergerilya/ dari satu wilayah/ ke wilayah yang lain/

hingga tiba masanya/ sebuah perundingan dirancang/ sebagai upaya mendatangkan sang pangeran ke markas kolonial/ di magelang ketika itu/

kisah dituliskan dengan tinta/ sang pangeran dirangket, ditangkap, dilucuti semua atribut kekuasaannya/ 

maka dimulailah sebuah perjalanan/ sang pangeran bersama keluarga yang diikutsertakan/ mengarungi kehidupan baru/ sebagai narapidana/

namun wawasan intelektual sang pangeran/ daya linuwih literasi yang kaya inspirasi/ pangeran menuliskannya/ dalam sebuah babad/ tembang/

yang berkisah tentang perjalanan hidup/ kisah di antara itu/ intrik konflik/ dan dugaan-dugaan/ fakta yang melingkupi/hidupdi sekitar pangeran/

lahirlah karya monumental/ Babad Diponegoro/

karya intelektual anak bangsa/ yang setara dengan Gubernur Jenderal Raffles yang menuliskan Sejarah Jawa/ the history of java/

sedangkan karya sang pangeran/ lebih otentik karena dituliskan berdasarkan kenyataan/ yang dihadapinya sendiri/

tentang arti perjuangan/ kesetiaan./ risiko adanya pengkhianatan/ dan ketabahan/ dan takdir yang harus dijalani/

Babad Diponegoro adalah naskah kuno yang berisi kisah hidup/titi laku atas pribadi keluarga rakyat kepemimpinan perjuangan/

Pangeran Diponegoro yang hidup pada tahun 1785-1855./ Naskah itu ditulis sendiri oleh Diponegoro / dengan hati lara namun kemampuan daya linuwih intelektual sang pangeran/ ketika ia diasingkan Belanda ke Sulawesi Utara pada tahun 1831/ yang akhirnya dimakamkan di makasar/ 

Babad Diponegoro/ ................................. (27.02.2021/Endepe) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun