Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menengok Rumah Eyang Tjokro di Peneleh

24 Februari 2021   23:08 Diperbarui: 24 Februari 2021   23:23 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pemuda yang indekos di rumah Tjokroaminoto ini tidak krisis bacaan, karena banyak tokoh-tokoh pergerakan nasional dan agama yang datang bertamu di rumah Ketua Umum Sarekat Islam. Ketika itu memang gerakan yang paling berani di masanya adalah Syarikat Islam yang bentuk evolusi dari Syarikat Dagang Islam.

Karena hal inilah rumah Tjokroaminoto di Peneleh dikenal sebagai Markasnya Sarekat Islam. "Tjokroaminoto dikenal sebagai seorang pemimpin Sarekat Islam yang gigih dan memperjuangkan nasib masyarakat yang tertindas.

Maka sampai sekarang rumah ini juga dikenal sebagai "rumah pergerakan" pada kediaman Eyang Tjokroaminoto di Peneleh.

Lokaisnya dekat dengan Jembatan Merah Plaza. meluncur ke arah kanan, menysiisir terus, menjelang perempatan Aloha Tunjungan, tengok ke kiri, nanti ada jembatan dan ada tulisan Rumah Tjokro.

Selfi di depan rumah Tjokro di Peneleh (Foto: dokpri)
Selfi di depan rumah Tjokro di Peneleh (Foto: dokpri)

HIDUP DIBALUT GERAKAN EKONOMI

Sekarang kita kembali ke dunia kini, era pandemi 2021 selepas covid19 mulai menyerang negara kita di Maret 2020. Gerakan politik telah berganti dengan gerakan memperjuangkan ekonomi bangsa dan rakyat. Pandemi membuat ekonomi stagnan. Rakyat masih dapat makan, alhamdulillah sehingga sosial budaya politik di jalanan masih sangat aman. Sampai kapan?

Walahhh.. kejauhen. Saya kembali mengayuh sepeda sambil bergegas karena pukul 0800 saya harus webinar tentang Dana Pensiun. Semoga semua yang kita lakukan tetap ada manfaat. Meskipun pasti jauh dibandingkan dengan Eyang-Eyang pendahulu kita, Bung Karno dan kawan-kawan.

Jika beliau masih hidup, saya yakin akan ada puluhan juta orang bahkan ratusan yang sangat ingin bertemu. Tanda penghormatan dan terima kasih atas peran di awal kemerdekaan Nusantara. (24.02.2021/Endepe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun