Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menengok Rumah Eyang Tjokro di Peneleh

24 Februari 2021   23:08 Diperbarui: 24 Februari 2021   23:23 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah mungil yang legendaris (Foto: idntimes.com)
Rumah mungil yang legendaris (Foto: idntimes.com)

Rumah yang tidak begitu besar ini awalnya dihuni oleh Tjokroaminoto bersama istrinya, Soeharsikin, dan lima anaknya-Oetari, Oetarjo Anwar, Harsono, Islamiyah, dan Sujud Ahmad. Oetari ini kalau tidak salah, pernah menjadi istri Bung Karno meskipun akhirnya berpisah.

Selain dihuni oleh Tjokroaminoto beserta keluarganya, rumah yang berada di tengah-tengah perkampungan yang padat ini dihuni oleh Soekarno, Alimin, Musso, Soeherman Kartosuwiryo, Semaun, dan pemuda lainnya.

Sampai Februari 2021 ini, ya tetap di antara pemukiman padat penduduk. Saya menelusuri dengan sepeda gowes, walahhhh... gangnya sempit-sempit sampai orang masak di pintu menghadap gang.

Tembus sini sana, dekat juga dengan Makam Belanda, yang nisannya besar-besar masih utuh sampai sekarang.

Nah, kembali ke Eyang Tjokor jaman doeloe, pemuda-pemuda ini indekos di rumah Tjokroaminoto untuk menempuh pendidikan di sekolah Pemerintah Hindia Belanda yang berada di kota Surabaya.

<iframe width="506" height="285" src="//www.youtube.com/embed/A0WXPB2R538" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>

Menurut buku Tjokroaminoto Guru Para Pendiri Bangsa yang diterbitkan oleh Tempo Publishing "Rumah Tjokroaminoto merupakan rumah ideologi dialogis, tempat bertemunya tokoh-tokoh yang mempunyai ide0logis berbeda-beda.

Rumah tersebut juga menjadi tempat mengadu ideologi antara Tjokroaminoto dengan Semaoen, Alimin serta Darsono dan Tan Malaka yang berideologi Marxis-Komunis".

Bisa dibayangkan bagaimana debat zaman itu, ketika orang masih memikirkan perut yang lapar, embah-embah ini memikirkan bentuk negara dan macam ideologi.

Peneleh dekat Bubutan dan Kapasan (Foto: dokpri)
Peneleh dekat Bubutan dan Kapasan (Foto: dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun