Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perang Bubat yang Digugat, Fake History?

21 Februari 2021   08:21 Diperbarui: 21 Februari 2021   08:36 5207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perang Bubat yang dikesankan Sunda diserang Majapahit (Foto: historyofcirebon.id)

Yang luar biasa, dalam konstelasi sosial politik, kedua suku ini adalah "mayoritas" dalam sisi kuantitas. Selain memang pulaunya bernama Jawa, juga orang yang lahir di Jawa, meski asal usul dari suku lain, maka akan mengaku sebagai "suku Jawa". Sehingga secara kuantitas, suku Jawa semakin dominan. Di Jaman Belanda, jika Sunda dan Jawa bersatu, maka akan sangat berisiko dalam perlawanan terhadap kolonial. 

Maka, terjadilah Perang Bubat. Ini versi yang bermaksud mengoreksi, bahwa Perang Bubat sejatinya adalah mega hoaks di jamannya. 

Namun akibat hoaks tersebut, luka budaya telanjur menikam sehingga Raja Jawa memandang perlu untuk rekonsiliasi. Sayangnya memang, representasi Raja Sunda saat ini dapat dikatakan kurang populer, sama halnya Raja Jawa Timur juga tidak ada.  Jika Pak Sultan selaku Raja Jawa telah rekonsiliasi budaya dengan Kerajaan Sunda, lantas digabung dengan Jawa Timur, maka mutlak kuasa rakyat Pulau Jawa akan didapatkan. Jawa adalah kunci, akan menjadi momok besar di era demokrasi ini. Siapa yang menguasai Jawa, maka akan menang dalam demokrasi. Kira-kira begitu pendapat yang embuh dah bagaimana validitasnya, biar para politisi yang akan menjadi semakin sibuk bagaimana menundukan hati rakyat Nusantara. 

PERANG BUBAT ITU FAKE HISTORY

Nah, realitanya orang Jawa telanjur 'perang sosiobudaya psikologis" dengan orang Sunda akibat cerita Perang Bubat. 

Namun, saatnya untuk bertanya benarkah Perang Bubat itu ada?

Sebelum masuk ke tokoh yang mempertanyakan ini, saya sedikit bercerita bahwa memang di Belanda ada perpustakaan yang berisi lengkap tentang Suku-suku Nusantara. Lengkap bagaimana kelebihan, kelemahan, bahasa, psikologisnya, budayanya, hirarki kuasanya, peran raja dan hubungan dengan rakyat, dan lain sebagainya. Bahkan lebih lengkap dari literatur di perpustakaan kita. Di Belanda, saya bahkan tahu ada tokoh politik nasional, yang ternyata di jaman kolonial dahulu, dicatat di Belanda sebagai spionase yang bekerja pada Kerajaan Belanda Raya, dengan hegemoni politiknya di bantaran luas Nusantara. Padahal, tokoh ini sangat dikenal dan dihormati sebagai tokoh Nasional. Siapa namanya, rahasia dunk, hawong ini kan hanya cerita-cerita, nanti kalau disebutkan tambah rame dunia persilatan di media ini. Hehehe... penisirin kin.. nah, kita lanjut saja tentang Perang Bubat yang digugat. 

Ilustrasi perang Bubat yang dikesankan Sunda diserang Majapahit (Foto: historyofcirebon.id)
Ilustrasi perang Bubat yang dikesankan Sunda diserang Majapahit (Foto: historyofcirebon.id)

Perang Bubat itu tidak pernah terjadi, tidak ada, dan hanya kamuflase kolonial untuk membenturkan 2 suku besar Nusantara ketika itu. 

Begitu pendapat yang bermaksud mengoreksi sejarah yang sayangnya sudah telanjur ke mana-mana. 

Adalah KH. Agus Sunyoto, M.Pd. adalah seorang penulis, sejarawan, dan salah satu tokoh Nahdlatul 'Ulama. Saat ini ia menjabat sebagai ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia PBNU (LASBUMI), yang berusaha meluruskan sejarah Perang Bubat dan seputaran Majapahit. Sebagai pointer, ada 3 hal saja yang akan saya rangkumkan di sini. Kalau panjang-panjang, agak mumet juga karena kita akan dikejutkan dengan temuan-temuan beliau yang sampai saat ini belum dibantah oleh ahli sejarah yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun