Pendidikan adalah sebuah proses untuk mendidik, mengajar, dan menanamkan budi ilmu pengetahuan bagi anak atau siswa atau mahasiswa didik. Selama ini, semua konsep pasti bermuara kepada risiko pembiayaan. Biaya buku, pulsa, spp, gedung, dan bengek-bengek lainnya. Sebagian peserta didik mampu dan mau membayar. Sebagian mampu bayar tapi tidak mau tepat waktu dalam membayar, sehingga harus ditagih.
Sampai bagian tendik ditanya melulu oleh bagian keuangan, saling bingung bagaimana menagih biaya ke peserta didik. Perlu kesadaran tinggi dari anak didik atau orang tua siswa untuk tepat waktu dalam memenuhi kewajiban biaya pendidikan.
Sebagian memang tidak mampu, tapi maunya sekolah terus. Kalau anaknya pintar maka bea siswa bertaburan. Lha kalau dasarnya kecerdasan biasa, kemampuan ekonomi ya biasa, namun keinginan besar untuk sekolah, lha ini jadi masalah. Perlu solusi, bagaimana agar semua bisa sekolah, namun tidak perlu membayar.
Semua orang harus sekolah, begitu prinsip utama dari Gerakane Mengaji Bantul (Gembul 8487) yang jaringan menyebar di segala penjuru Nusantara. Sunardi Siswomiharjo, STP. MSc, senior eksekutif di Nestle sebagai salah satu pegiat Gembul 8487 memang sedang bergairah untuk mewujudkan UG2M, atau Universitas Gembul Gratis Mawon.
"Konsep ini meniru dari sebuah Universitas di Amerika Serikat, yang mampu menampung ratusan ribu mahasiswa dengan biaya gratis sama sekali, "kata Oom Nardi pada suatu ketika.
Memang para aktivis gembul ini niatnya hanya berbagi ilmu. Pembicara tidak akan dibayar, dan peserta tidak akan membayar. Gembulers, sebutan anggota dan relawan di dalamnya, justru mengumpulkan donasi untuk membiayai kegiatan berbagi ilmu tersebut.
"Ya pada tahapan ini, kami belum mampu membuat sebuah universitas yang seperti di Amerika Serikat, namun ide untuk menggratiskan biaya didik, itu yang kami tangkap, sehingga kami giatkan webinar dengan segmen meluas, "kata Noor Arifah, SPt., MSi., alumnus Peternakan Unsoed dan S2 di UGM ini melengkapi keterangan dari oom Nardi.
Sementara itu, KH Muhammad Muslih, salah satu kyai muda kharismatis lulusan Pondok Pesantren di Magelang mengatakan bahwa berbagi ilmu adalah wujud ibadah kepada Allah SWT.
"Kita harus ingat, bahwa kematian adalah sebuah kepastian, maka hanya ada 3 amalan yang membuat manusia abadi meski badan wadag kita akan mati, yakni doa anak yang soleh, amal jariah dengan harta dan kekuasaan untuk kebaikan, serta ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat, "ungkapnya sambil mendoakan semua pembaca Kompasiana selalu sehat, sukses barokah, selamat dunia wal akhirat.
STIAMAK Barunawati Surabaya sebagai bagian dari jaringan Sekolah Administrasi Bisnis dan Kemaritiman (FSAI) dengan anggota PMLI Jakarta, UNTAG Semarang, STIMARYO Yogyakarta, AKPN Bahtera, Yayasan Wibhakta Alumni SMAN 7 Yogyakarta, PIP Merauke Papua dan PIP Makasar mendukung penuh terhadap cita-cita mulia ini, berbagi edukasi dan meningkatkan cinta literasi.
Salah satu agenda akan digelar Gembul 8487 untuk mewujudkan UG2M. Jika tertarik, sila bergabung baik sebagai peserta webinar, relawan, donatur, atau bahkan narasumber juga dipersilakan.
Ayo berlomba dalam kebaikan mumpung kita masih bisa bernafas dan hidup dengan banyak kelonggaran. (15.02.2021/Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H