Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Gayam, Buah Kesukaan Jin dan Gendruwo

14 Februari 2021   11:46 Diperbarui: 14 Februari 2021   12:42 2645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah gayam setelah direbus, enak banged (foto: Gusnur) 

Insting spiritual saya terguncang. Baru saja membahas tentang jin yang belum selesei, sekarang saya mendapatkan info kolega di Banyuwangi,  Gus Nurbudi sedang menyajikan buah gayam. Gegara mau ada festival dukun, kok buah gayam jadi berbuah lebat. Begitu dikupas, direbus tanpa bumbu apa pun, sudah enak empur gurih seperti apa ya... seperti makan gayam. Gimana menjelaskannya, memang harus mencoba dulu makan buah gayam, sehingga bisa saling sharing mengenai pergayaman ini.

Biasanya, dulu saya ketika kecil, habis hujan turun di malam hari, paginya akan berkeliling desa dan sungai, untuk mencari buah gayam. Gayam akan kintir atau hanyut setelah malamnya dirontokkan hujan. Berebutan bersama-sama anak yang lain. Peristiwa yang tidak mungkin terulang. Habis pesta makan gayam, biasanya njuk kentutnya agak bau gitu. Sebab, buah gayam memicu gas dalam perut, dan bas bus bisa keluar lega, sebab makannya enak, gasnya lancar. hehehe..

Menyerap Air 

Gayam (Inocarpus fagifer Parkinson ex Zollinger) Fosberg) adalah jenis pohon anggota suku polong-polongan (Fabaceae) yang dapat tumbuh sangat tinggi , bisa mencapai setinggi 20 meter dengan diameter 4 hingga 6 meter. Meski besar dan tinggi, namun tidak bisa digunakan sebagai bahan mebel. Lebih banyak digunakan sebagai kayu bakar, khususnya kalau warga dusun habis mmebuat batu bata. Bahan bakarnya adalah kayu gayam ini. Sangat panas, sehingga batu bata dapat matang dengan cepat dan tanak. 

Nama lain dari pohon gayam  adalah gatep (Bali dan Lombok), tahitian chestnut (bahasa Inggris).

Pohon ini biasa ditanam di pedesaan sebagai peneduh pekarangan dan kuburan. Kadang ya tumbuh sendiri dari biji-biji yang tidak sempat diambil oleh anak-anak. Meskipun buahnya banyak, memang jarang dipanen dengan sengaja. Hanya diambili oleh anak-anak yang ngglidhig mencari buah dari pohon yang bisa tampak angker ini. 

Karena sering kintir, hanyut, maka pohon ini seringkali tumbuh berdekatan dengan kolam atau mata air sehingga diduga memiliki kemampuan menyerap air yang kuat dari sekitarnya. Karena anggapan itu, gayam juga merupakan salah satu tumbuhan penghijauan yang banyak ditanam di pinggir jalan pada masa dahulu. Simbol kemakmuran desa adalah "gayam turut lurung", yang artinya sepanjang jalan banyak tumbuh pohon gayam. Makmur, sebab ada pohon gayam, berarti banyak air di dalam tanah. 

Cara makan buah gayam, isi bijinya biasa dimakan setelah direbus terlebih dahulu untuk menghilangkan racun saponin yang terkandung di dalamnya. Biasa dimakan begitu saja, bisa digoreng dengan dicampur telur, atau tepung, atau diolah lagi menjadi keripik. Namun kripik gayam jarang dibuat, sebab direbus saja sudah enak gurih empur . 

Di Kediri, ada desa bernama Gayam yang ternyata juga unik dengan banyaknya pohon gayam. 

Di Yogyakarta juga ada kan  Gayam, tapi di kota dan sudah jarang ada pohon gayam. Karanggayam, juga ada di Sleman. Dan jarang ditemui pohon gayam. 

Kandungan Buah Gayam 

Dari literatur, diketahui buah gayam kaya dengan nutrisi yang juga dibutuhkan tubuh. Dan bermanfaat tentunya. misalnya ada yang mengatakan bahwa gayam bermanfaat untuk menjaga usus. Buah gayam mengandung saponin yang berfungsi membersihkan kotoran atau racun di usus besar dan saluran pencernaan. Maka tidak heran habis makan gayam, bas bus kentut lancar dan melegakan perut.  Gayam juga mengandung zat kimia tanin, yang membantu usus menyerap makanan lebih cepat, tanpa gangguan mikroba lain.

Selain itu, juga diyakini gayam mampu mengatasi diare.  Bila di dekat tempat tinggal kita ada  terdapat pohon gayam, segera manfaatkan daunnya untuk menyembuhkan diare. YA pasti kalau tidak diare, ya tidak perlu. AMbil saja daun gayam sedikit,  potong kecil-kecil dan rebus dalam dua gelas air. Setelah itu, saringlah dan minum dua kali sehari untuk mengatasi diare. Daun gayam ini lunyu (licin) ketika direbus, dan bagi yang tidak terbiasa ya agak gimana gitu. Namun kalau untuk obat, ya mau tidak mau ya harus dikonsumsi. 

Lebih dari itu, dikabarkan gayam juga mampu meningkatkan kekebalan tubuh karena buah  gayam mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini dapat menjaga kekebalan tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit, juga megandung vitamin C yang pasti josh gandos kan buat tubuh kita. 

Pohon gayam yang masih muda tinggi 10 m (Foto: Budini) 
Pohon gayam yang masih muda tinggi 10 m (Foto: Budini) 

Makanan Jin dan Gendruwo 

Saking enaknya gayam, banyak oknum pandai di jaman doeloe mengatakan bahwa gayam itu makanan jin dan gendruwo. Tujuannya jahat ya..biar buahnya tidak dikonsumsi orang banyak, dan dikonsumsi oleh mereka sendiri. Hehehe.. ini juga tuduhan jahat ya...

Yang jelas, karena pohonnya bisa sangat besar, pohon itu melindungi tanah untuk banyak menyimpan air. Dengan demikian, desa tidak akan kekeringan. Makanya biar orang tidak sembarangan menebang, dikatakan saja itu pohon penuh jin dan gendruwo.

Saya masih ingat, ketika saya kecil ada pohon gayam di pojok dusun yang konon angker. Ada danyang penunggunya. Dan petinggi desa juga suka ngirim dupa-dupa dan bunga bunga di pohon tersebut. Sekarang pohonnya sudah ditebang, dan tradisi memberi bunga dan dupa ke pohon sama sekai sudah hilang. Meskipun, masih ada pohon gayam namun tidak lagi diberi dupa bunga.

Pohon gayam tua yang keliahatan angker (Foto: jogjaprov.go.id) 
Pohon gayam tua yang keliahatan angker (Foto: jogjaprov.go.id) 

Seperti pohon gayam di depan Bu Guru Dini yang keluarga peternak ayam sukses bersama Pak Yoyok yang sempat viral di Kompasiana beberapa waktu yang lalu. (lihat link:https://www.kompasiana.com/nugrohodwipriyohadi/5fa7e55ed541df77d05bd742/beternak-ayam-di-era-pandemik)

Ternyata depan rumah ada pohon gayam rimbun setinggi 10 meteran, di samping pohon bambu yang wingit.

Walahhh... kok ta masih ada cerita wingit-wingitan to buuu..Mbok ojok meden - medeni. (14.02. 2021/Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun