Kandungan Buah Gayam
Dari literatur, diketahui buah gayam kaya dengan nutrisi yang juga dibutuhkan tubuh. Dan bermanfaat tentunya. misalnya ada yang mengatakan bahwa gayam bermanfaat untuk menjaga usus. Buah gayam mengandung saponin yang berfungsi membersihkan kotoran atau racun di usus besar dan saluran pencernaan. Maka tidak heran habis makan gayam, bas bus kentut lancar dan melegakan perut. Gayam juga mengandung zat kimia tanin, yang membantu usus menyerap makanan lebih cepat, tanpa gangguan mikroba lain.
Selain itu, juga diyakini gayam mampu mengatasi diare. Bila di dekat tempat tinggal kita ada terdapat pohon gayam, segera manfaatkan daunnya untuk menyembuhkan diare. YA pasti kalau tidak diare, ya tidak perlu. AMbil saja daun gayam sedikit, potong kecil-kecil dan rebus dalam dua gelas air. Setelah itu, saringlah dan minum dua kali sehari untuk mengatasi diare. Daun gayam ini lunyu (licin) ketika direbus, dan bagi yang tidak terbiasa ya agak gimana gitu. Namun kalau untuk obat, ya mau tidak mau ya harus dikonsumsi.
Lebih dari itu, dikabarkan gayam juga mampu meningkatkan kekebalan tubuh karena buah gayam mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini dapat menjaga kekebalan tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit, juga megandung vitamin C yang pasti josh gandos kan buat tubuh kita.
Makanan Jin dan Gendruwo
Saking enaknya gayam, banyak oknum pandai di jaman doeloe mengatakan bahwa gayam itu makanan jin dan gendruwo. Tujuannya jahat ya..biar buahnya tidak dikonsumsi orang banyak, dan dikonsumsi oleh mereka sendiri. Hehehe.. ini juga tuduhan jahat ya...
Yang jelas, karena pohonnya bisa sangat besar, pohon itu melindungi tanah untuk banyak menyimpan air. Dengan demikian, desa tidak akan kekeringan. Makanya biar orang tidak sembarangan menebang, dikatakan saja itu pohon penuh jin dan gendruwo.
Saya masih ingat, ketika saya kecil ada pohon gayam di pojok dusun yang konon angker. Ada danyang penunggunya. Dan petinggi desa juga suka ngirim dupa-dupa dan bunga bunga di pohon tersebut. Sekarang pohonnya sudah ditebang, dan tradisi memberi bunga dan dupa ke pohon sama sekai sudah hilang. Meskipun, masih ada pohon gayam namun tidak lagi diberi dupa bunga.
Seperti pohon gayam di depan Bu Guru Dini yang keluarga peternak ayam sukses bersama Pak Yoyok yang sempat viral di Kompasiana beberapa waktu yang lalu. (lihat link:https://www.kompasiana.com/nugrohodwipriyohadi/5fa7e55ed541df77d05bd742/beternak-ayam-di-era-pandemik)