Benarkah jin itu ada? Pasti secara fisik sulit dijawab. Secara fisik. Namun nalar manusia itu ada yang fisik, ada yang nirfisik, ada yang metafisik. Fisik, artinya segala sesuatu yang bisa diraba, bisa disentuh, bisa dirasakan.
Fisik, bisa kasat mata telanjang. Misalnya rumah, mobil, tanah, kayu, besi, dan lain sebagainya. Nirfisik, artinya sesuatu yang di luar fisik, namun ada. Misalnya udara, angin, perasaan senang, sedih, nama hari yang sulit dibedakan antara Senin Selasa dan seterusnya. Ada namun secara fisik tidak kasat mata.
Tidak nampak. Seperti enak, apakah itu fisik? Bukan, itu nirfisik. Sebab sulit untuk dijelaskan. Makanan yang sama, ada yang merespon enak. Ada yang tidak berasa, karena lidah mati atau malah sedang dirundung duka.
Nah, yang sering orang berdebat sampai bisa bertengkar, adalah metafisik. Sesuatu di atas fisik. Di atas bukan berarti derajat lebih tinggi. Namun ia, mereka, itu, ini, berada di atas sentuhan fisik. Metafisik adalah segala sesuatu yang tidak saja, tidak bisa dijelaskan secara fisik, dan bahkan tidak sekedar bisa dijelaskan sebagai bukan fisik. Metafisik, melebihi fisik dan nirfisik.
Lantas, bagaimana dengan keberadaan jin ini?
Jin sebagian menterjemahkan sebagai makhluk halus, saking halusnya tidak kelihatan. Bahkan dengan mikroskop sekalipun. Jadi, seperti eksistensi nyawa yang tidak bisa diraba, dilihat, disentuh, maka jika nyawa terperangkap dalam tubuh fisik, sedangkan jin adalah bentuk nirfisik yang terjebak dalam eksistensi metafisik.
Mumet hora bro......, semoga pusing. Intinya realitas di dunia ini tidak sekedar fisik,tapi ada yang nirfisik, dan ada yang metafisi.
Bertemu Jin
Anggaplah cerita saya ini sebagai bualan. Mungkin itu lebih menenteramkan bagi kleyan yang berusaha berhenti di nalar fisik. Seandainya cerita saya iii bohong, pasti dah kleyan akan berteriak kegirangan; Nahhhh..... apa kubilang... Jan nggedebus kayak gembus. Ngapusyiiii...
Namun, bagaimana jika nyata? Itu yang akan menghantui, jadi jangan percaya memang lebih aman. Hehehe... Lhawong saya juga bingung, apakah benar atau tidak pertemuan saya dengan jin itu?
Gus Dur, Presiden kita yang ke 4 setelah Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, dan Gus Dur. Beliau juga pernah bercerita, bahwa beliau kadang mengobrol dengan makhluk nirfisik dan atau metafisik. Sebagian petinggi negara ini juga hobi berdialog lewat perantara, dengan dunia gaib. Ada yang mamu secara langsung. Ada yang melingkar-lingkar lewat prewangan.
Saya ketika itu masih kuliah di Mbulaksumur. Punya teman sahabat dari dunia pesantren. Dari kisah underground, setiap pesantren itu punya lingkaran benteng spiritual yang mengelilingi area sekolah tersebut. Hijab, atau bunker, atau benteng, atau lingkaran pelindung, yang memproteksi pesantren dari serangan atau kedatangan makhluk gaib yang tidak diundang. Jadi, kalau kleyan sedang mendengar ada tadarusan atau tilawah Quran di kompleks pesantren, langit spiritual akan tampak membiru di langit, dan berhembus ke empat penjuru mata angin, menebar keselamatan bagi yang dirahmati, memanaskan bagi yang berdosa atau makhluk yang tidak bertakwa.
Nah, saya ada yang mengatakan, bahwa saat itu ada jin yang berhasil menembus sebuah pesantren di Yogya ketika itu. Ya sekitar tahun 1990-an. Sebagian kleyan pembaca Kompasiana mungkin belum lahir. Saya diajak teman,untuk mencoba bertemu dengan jin tersebut.
"Bagaimana caranya, sedangkan saya ini penakut, "ujar saya kepada teman itu.
Teman saya menghela nafas.
"Yang penting panjenengan mantep hati, nanti saya carikan caranya, "katanya sangat percaya diri.
Saya aslinya antara ya dan tidak, lebih banyak tidak percayanya. Eksistensi jin itu benar adanya, sebagaimana malaikat dan hari kiamat juga benar adanya. Namun bertemu dengan jin di dunia yang serba fisik ini, apa mau dikata? Bisa tahh....?
"Kowe nek rapercoyo, ayo kita buktikan, "imbuh teman saya itu, tampak agak emosi karena saya bertanyanya sambil tertawa cekikian...
Di tahun 2021 ini, saya google ternyata jin adalah artis Korea. Kim Seok Jin. Sedangkan tahun 1990-an tersebut, jin adalah makhluk gaib.
...(bersambung)...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H