PT PLN (Persero) adalah BUMN yang punya reputasi membanggakan. Bagaimana tidak bangga, hampir semua listrik rumah tangga disuplai oleh PLN. Selain itu, teman-teman saya yang masuk PLN juga biasanya pinter-pinter, anak teknik elektro atau keuangan yang terkenal pinter lah sejak sma maupun kuliah. Sempat ketemu dengan senior PLN yang lulusan Psikologi UGM, juga orangnya pinter dan mampu mengembangkan human capital dengan sangat baik. Kinerja bagus, employee juga bagus, ya meskipun kalau mati lampu ya tetep dipisuhi.
Nah, saya mau cerita apa yang barusan terjadi tadi siang. Selasa, 9 Februari 2021 sekitar jam 13 an, bakdo dhuhur, di sebuah kawasan perumahan di Yogyakarta. Ada petugas, tepatnya seseorang yang mengaku petugas PLN, mau memeriksa sambungan baru meteran listrik ke rumah saya. Kebetulan saya lak sedang ndik Suroboyo, sehingga famili menelpon apakah ada janjian dengan petugas PLN tersebut.
Anak, istri, sampai Pak RT saya hubungi, semua menyatakan tidak tahu menahu. Si oknum yang masih sangat gagah merokok di depan rumah, bersikukuh mau masuk meriksa jaringan PLN. Kalau kata arek Surebeyek, iku lak diancuk tenan to sing duwe ngomah we lagi di luar, kok ada petugas memaksa mau masuk rumah kita.
Akhirnya famili saya menginterogasi, dan tetap mengaku sebagai petugas PLN.
Saya di Surabaya, mencoba menghubungi bapak-bapak kawasan perumahan dengan whatsapp. Ternyat sebagian dari mereka juga pernah ketemu sama cecunguk itu yang memaksa mau masuk rumah.
Link you tube rekaman dari whatsapp saya lampirkan untuk dilihat situasi hujan gerimis, dan cecunguk dengan main HP dan tetap merokok, mau masuk rumah. SIngkat cerita, cecunguk itu pergi tidak berhasil menjalankan misi rahasianya. Gimana gak rahasia, lha wong kita pemilik rumah tidak pernah komplin ke PLN, kok ujug-ujug mau masuk.
SINDIKAT PENIPU?
Saya mencoba langsung menelusuri informasi terkait petugas atau oknum atau orang atau cecunguk yang mengaku-ngaku PLN. Ternyata banyak kejadian penipuan, bahkan perampokan, mengatasnamakan sebagai petugas PLN.
Usul untuk PLN: Buat Edaran bahwa PETUGAS PLN HENDAKNYA BERSERAGAM DAN PAKAI MOBIL DINAS PLN, jangan model preman yang tidak jelas, yang ternyata bisa jadi penipu mengaku PLN.
Kejadian-kejadian lain saya rangkum sebagai berikut:
(1) Jawa Barat; Menawarkan genset dan pengumuman pemadaman listrik. Media memberitakan bahwa di bulan Desember 2020 ada warga yang didatangi orang mengaku dari PLN, menawarkan penggunaan genset karena ada lembaran berita akan terjadinya pemadaman. Ternyata ini berita palsu, dan motif memgambil manfaat dari sewa genset. Analisis: masih aman, tidak ada kekerasan, namun bernuansa penipuan.
(2) Jawa Barat; Menawarkan perbaikan, dan memungut bayaran. Penipu menyaru petugas PLN, dan berdalih akan memeriksa jaringan, meteran, yang ujung-ujungnya akan mengutip sejumlah uang untuk perbaikan. Berita yang disebarluaskan pada bulan Oktober 2019 tersebut menyatakan bahwa setiap petugas pasti berseragam dan tidak menerima uang tunai, Nah, sama dengan usulan saya kan, masak ada petugas kok bergaya sombong merokok dan tidak menggunakan seragam?
(3) Dari Manado dikabarkan Juni 2020, semakin marak modus penipuan bargaya sebagai petugas PLN. Metode yang digunakan cecunguk penipu adalah: - Menawarkan jasa pasang baru, tambah daya, rubah tarif, penyambungan sementara (Acara, Pesta, dll), penggantian kWh meter secara illegal tanpa melalui jalur yang sah dan resmi.
- Menawarkan paket subsidi listrik.
- Menjual peralatan seperti box kWh meter, kartu gantung meter, alat penghemat listrik, disertai paksaan atau bahkan ancaman.
- Berpura-pura sebagai petugas PLN yang menagih rekening listrik yang tertunggak atau memeriksa instalasi listrik di rumah pelanggan.
- Menyebarkan surat atau pemberitahuan mengenai pemadaman listrik untuk kemudian memaksa pelanggan membayar sejumlah uang sebagai pembayaran genset. SIlakan dicek di : sindomanado.com, edisi Juni 2020.
(4) Rekruitmen palsu PLN. Penipu tidak hanya berlagak sebagai petugas PLN, bahkan ada yang masuk ke skala yang lebih tinggi, yakni rekruitmen pegawai. PT PLN secara resmi menyatakan bahwa semua prosedur tidak dipungut biaya, dan semua online. Sementara penipu menawarkan proses yang lebih manual, dan seakan ada jaminan akan diterima. Pelamar yang terpedaya, ya pasti akan masuk perangkap penipu. Silakan dicek di warta kompas.com, edisi September 2020.
(5) Perampok mengaku petugas PLN. Kejadian ini paling parah kayaknya, yakni perampok menyamar sebagai petugas PLN dan menggarong benda berharga dari rumah korban. Apesnya, atau untunglah, si perampok berhasil digempurderudebu oleh warga, babak belur sehingga pelaku ditangkap polisi. Kejadian ini menimpa rumah di Duren Sawit pada tahun 2018, ketika rumah hanya dijaga oleh pembantu. Bekerja pada waktu tuan ruah sednag di kantor, jadi kawanan perampok ini diduga rajin monitor perumahan pada jam 07.00 - 17.00, dan jika sepi makan akan berusaha masuk ke rumah. Pembantu yang tidak tahu, atau penghuni yang sedang di rumah sedang dikagetkan oleh petugas PLN, tidak berdaya mencegah petugas naik turun ke rumah. Begitu lengah, benda bergarha segera berpindah ke tas perampok tersebut.
Nah, berhati-hatilah kawan sedulur semua.., kejadian hampir ada di kawasan perumahan di Yogya pada tanggal 9 Februari 2021 ini, sangat baru kan, sedangkan jika ditelusuri ternyata penjahat punya modus seragam untuk menyatroni rumah sepi di jam kerja kantoran.
Semoga kita semua diselamatkan dari bencana perampokan, penipuan, dan kesengsaraan lainnya. Rajin sedekah, dan semoga sehat selamat dunia wal akhirat. Bagi para penipu perampok dan penjahat, segera bertobat karena di era pandemi ini sangat mudah untuk menyulut emosi massa, yang akan mempercepat perjalananmu ke alam baka. Bertobatlah... (09.02.2021/Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H