Dulu, dikenal adanya link and match. Kesesuaian antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Harapannya, agar pendidikan tinggi tidak menjadi menara gading yang jauh panggang dari api dengan praktisi, sehingga idealnya pendidikan akan terkait dengan dunia kerja.
Digelar dalam acara webinar (04/02/2021) pukul 13.00 - 15.00 yang mempertemukan tidak kurang dari 800 pimpinan perguruan tinggi swasta nasional, acara menarik perhatian atas nomenklatur baru yang dikenalkan oleh Dirjen Dikti, Prof M. Nizam. Nomenklatur itu bernama kedaireka, yang kalau diterjemahkan secara awam adalah pusat kreasi dan inovasi, reka-reka berbasis ilmu teknologi terbarukan.
Launching perdana platform Kedaireka ini sendiri pada tanggal 7 Desember 2020 yang lalu.
Menurut Prof Dr. Nizam yang juga guru besar di Universitas Gadjah Mada sebelum ditugaskan sebagai Dirjend Dikti, platform Kedaireka merupakan sebuah upaya dalam meningkatkan kreativitas pada perguruan tinggi dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada pada dunia kerja. Artinya adalah sebuah upaya untuk menge-link-kan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Menurut Nizam, karena tanpa adanya sinergi antara dunia kerja dan pendidikan tinggi maka akan terjadi tautan yang hilang (broken link).
Istilah tautan yang hilang ini disebabkan banyaknya teknologi digital, yang bisa jadi diajarkan di perguruan tinggi namun masih banyak membutuhkan pengembangan dalam dunia kerja. Termasuk, perlunya banyak inovasi dan kreasi para dosen dan mahasiswa, untuk mencipta kreasi produk sesuai yang dibutuhkan dunia industri.
PLATFORM DALAM KAMPUS MERDEKA
Kedaireka adalah platform untuk membangun optimisme antara dunia kerja yang memiliki berbagai masalah dan kebutuhan, dan dapat bertemu dengan dunia pendidikan tinggi yang memiliki berbagai solusi untuk masalah tersebut, demikian menurut Prof. Nizam. Usulan-usulan program yang dilatarbelakangi semangat inovasi, kreasi, teknologi, akan didukung dengan dana yang sangat besar sehingga titik temu antara perguruan tinggi dengan industri dapat terjadi. Perguruan tinggi akan semakin produktif dalam riset dan inovasi, yang bukan sekedar akan berakhir di library, namun juga bermanfaat di dunia industri.
Bagaimana di STIAMAK Barunawati Surabaya? Sebagai ilustrasi, jauh sebelum program Kedaireka, kampus yang berciri khusus bisnis kepelabuhan ini sudah menjalin relasi intensif dengan dunia industri, khususnya yang terkait dengan shipping dan port management. Baik di dalam negeri,maupun di luar negeri. Jadi, dengan Kedaireka dan Kampus Merdeka, adalah dorongan positif bagi STIAMAK untuk semakin percaya diri dalam kancah industri dan akademisi.
Sementara itu, keterkaitan Kedaireka dengan Kampus Merdeka dapat dijelaskan sebagai berikut, bahwa Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Artinya bahwa mahasiswa diberikan kebebasan mengambil mata kuliah yang sesuai kurikulum, meskipun di lain kampus dan luar fakultas atau jurusan. Dalam hal ini, kerjasama lintas perguruan tinggi adalah utama, sehingga transkripsi nilai yang diakomodasi, akan seirama dengan ragam mata kuliah yang diambil mahasiswa secara mandiri.
Disinilah diperlukannya kolaborasi atau kerjasama antara sektor pendidikan dan sektor industri dalam menciptakan sebuah reka cipta sehingga dapat meningkatkan produksi dan distribusi di sektor domestik maupun global.
Peran sektor pendidikan, khususnya perguruan tinggi yaitu sebagai pusat research and development bagi industri untuk mengembangkan teknologi baru.
Kampus Merdeka dan Kedai Reka, adalah sebuah momentum untuk semakin produktif dan inovatif bagi mahasiswa maupun dosen peneliti.
Capaian kolaborasi ini nantinya dapat dijabarkan sesuai kebutuhan masing-masing klaster, seperti: otomatif, agrobisnis, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Dengan demikian, keragaman kolaborasi ini fleksibel tidak hanya di satu bidang, melainkan multi bidang yang muaranya adalah bagaimana inovasi dapat diterapkan di dunia industri melalui karya inovatif keratif produktif kalangan perguruan tinggi.
Selain itu, kolaborasi antar pemangku kepentingan ini diharapkan dapat memberikan kebermanfaatan seluas-luasnya untuk masyarakat, baik pada masyarakat praktisi industri, maupun para akademisi di perguruan tinggi. Lebih lanjut dikatakan oleh Prof Nizam, bahwa ini juga menjadi bagian dari upaya nyata dalam membantu pemulihan perekonomian nasional sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Dana tersedia lebih dari 250 milyard untuk memacu produk inovatif kreatif dalam platform Kedaireka. (***/04.02.2021/Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H