Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gua Kahfi

12 Januari 2021   02:13 Diperbarui: 12 Januari 2021   04:40 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asbabul Al Kahfi menjadi simbol taat diri  kepada Allahu Rabbi di tengah tekanan duniawi (foto: nu.or.id) 

Hening tanpa suara, 7 orang tampak bergegas menuju sebuah gua, Kita harus segera bersembunyi, kata salah satu di antaranya, 

Bagaimana mungkin kita bersembunyi, sedangkan tugas Tuhan terus menanti, kita harus tabah diri teruskan hati, 

Tidak sahabatku, kata yang lain, situasi semakin tidak terkendali, jika kita salah langkah, maka kita ikut mati, 

Pandemi telah mencengkeram setiap sudut jalanan, memakan korban yang lengah tidak peduli atau bahkan sudah peduli, tapi tetap mati, 

Baru saja kecelakaan pesawat juga telah menjemput ajal saudara kita yang lain, 

Jadi, apakah kita putuskan terus sembunyi, sampai keadaan membaik saudaraku, tanya pemuda yang lain, 

Tidak ada pilihan, termasuk anjing peliharaan kita, kita akan ke gua untuk berhenti dari hiruk pikuk dunia ini, 

Lantas, atas ijin Tuhan, maka 7 orang asbabul al kahfi, berjalan menuju gua di Rajib, 8 kilometer dari arah Jordan, 

Melakukan hening diri, isolasi mandiri tanpa henti, 

"Jangan lagi berpikir mengenai titian organisasi, karena sudah terbukti itu sangatlah duniawi, dan kita harus fokus kepada Ilahi Rabbi", 

berkata pemuda yang lain sambil menata diri di dalam gua itu, meditasi, menyebut kebesaran Tuhan tanpa henti, 

"Banyak saudara kita, yang seharusnya mampu menolong, namun juga nyatanya tidak mampu melindungi kita, 

sehingga kita harus berlari,  ke gua ini...."

ujar pemuda yang lain, 

Benarlah memang sudah menjadi kehendak-Nya, asbabul al kahfi menjadi pilihan kami, 

Bersembunyi dari semua yang terjadi, dengan tetap menyebut nama-Nya, berharap pertolongan-Nya, selalu bersabar atas kehendak-Nya, 

Hampir 300 tahun para pemuda tertidur di dalam gua, setelah sekian lama bermunajat tanpa kenal lelah, 

Beberapa berita menyebutkan 307 tahun lamanya pemuda tersebut sebenarnya telah tertidur, 

Gua Al Kahfi di Jordan, menjadi simbol isolasi mandiri ketika di luar banyak ancaman, pandemi, atau tekanan penguasa (Foto: twitter.com/atyanibaker)
Gua Al Kahfi di Jordan, menjadi simbol isolasi mandiri ketika di luar banyak ancaman, pandemi, atau tekanan penguasa (Foto: twitter.com/atyanibaker)

Ketika terbangun mereka saling bertanya, seakan baru kemarin pimpinan berganti, 

Diputuskan untuk mengirim perwakilan ke pasar, mencari makanan untuk ini hari, 

Hingga banyak penduduk yang terkejut, bahwa koin yang dibelanjakan pemuda al kahfi, adalah koin yang sudah tidak laku, 

Uji kompetensi yang dilakukan oleh kepala pasar, tidak mampu melihat daya hidup para pemuda al kahfi, 

Pemuda pemuda al kahfi, tidak berdaya lagi untuk beradaptasi dengan dunia kini, 

Allah yang Maha Rahman Rahim, berkenan menjemput pulang dan langsung memberikan apresiasi, 

"Manusia sudah tidak mampu lagi memberikan penghargaan kepada kalian, pulanglah segera di rumah kalian, atas ijin dan ridho Ku, "

Pemuda pemuda al kahfi, wafat bersama dijemput maut dengan hembusan angin sepoi, 

Dan kepemimpinan milenial, di sebuah organisasi, memaksa banyak generasi menjadi al kahfi, 

Diwajibkan bersembunyi, dan dibiarkan hati menjadi mati, 

Jika itu pun adalah kehendak Allahu Rabbi, maka takdir harus tetap dijalani...

Berserahlah diri wahai para pemuda-pemuda al kahfi msa kini............... 

Kisah 7 orang al kahfi terdahulu sudah menjadi bukti....

Tidaklah dunia itu selain hanya melenakan, membuai dan membuat pekerjaan seperti hidangan yang diperebutkan, 

Tidak perlu lagi meminta tolong kepada manusia, sudah cukup...... cukup adalah cukup.....

Kembali kepada Yang Maha Tinggi.... tempat semua manusia akan kembali...

(12.01.2021/Endepe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun